Kamis, 20 Juni 2013

Buku "Mencari Madura" Kembali Dibedah

KBRN, Pontianak: Untuk kesekian kalinya Buku "Mencari Madura" karya DR. Latief Wijaya kembali dibedah. Bedah Buku "Mencari Madura" setebal 287 halaman ini berlangsung di Aula Rumah Dinas Wakil Walikota Pontianak, Sabtu (4/5/2013) malam. 

Dua pembicara yakni DR. Muhammad Fadli dari Pusat Kajian Peradaban Universitas Brawijaya Malang dan DR. Ismail Ruslan dari STAIN Pontianak. Fadli hadir untuk menggantikan Latief Wijaya yang masih dalam penyembuhan, karena baru menjalani operasi tulang di RS Jember. 

"Dua hal yang membanggakan dari masyarakat Madura tertulis dalam buku "Mencari Madura", yakni religiusitas dan keuletan," ujar Fadli. 

Terkait banyaknya masyarakat Madura yang merantau, Fadli menjelaskan, dengan mengutip perkataan ulama besar Madura Syaikhona Cholil, "Siapa yang ingin besar maka harus keluar dari Madura". 

"Selain itu juga dipengaruhi spirit keagamaan, yakni perkataan Imam Syafi`i, anak panah itu tidak akan mengenai sasaran kalau tidak dilepaskan dari busurnya," terang Fadli. 

Sementara Ismail Ruslan yang melihat dari perspektif Sosiologi menilai, yang menarik dalam buku ini adalah semuanya berbicara tentang masyarakat Madura yang berbeda-beda dalam waktu yang berbeda-beda pula, serta menjelaskan relasi masyarakat Madura dengan masyarakat lain. 

Selain penulis juga menggambarkan dampak sosial bagi masyarakat Madura dari pembangunan jembatan Suramadu. 

"Buku ini juga membantah eksklusifisme masyarakat Madura secara antropologis, karena pengelompokkan masyarakat Madura dalam pemukiman lebih disebabkan masyarakat yang terakhir datang berlindung pada masyarakat yang lebih dahulu datang ke suatu daerah," paparnya. 

Ditambahkan Ruslan, pengalaman penulis dalam meneliti konflik Dayak/Melayu dengan Madura yang mengungsi di Stadion Pontianak menunjukkan bahwa etos kerja dan keuletan orang Madura sangat tinggi. 

"Mampu bertahan hidup (survive) dengan cara membangun kios-kios di tempat pengungsi," jelasnya. 

Kegiatan Bedah buku "Mencari Madura" digagas oleh HIMMA (Himpunan Mahasiswa Madura) Kalbar dan dibuka Sekretaris IKBM Kalbar, Nagiyan. 

Dalam sambutannya, Nagiyan menyambut gembira kegiatan Bedah Buku yang digagas kalangan mahasiswa, karena dapat lebih menambah wawasan bukan hanya bagi masyarakat Madura, tetapi juga masyarakat Kalbar lainnya.

0 comments:

Posting Komentar