Jumat, 15 Juni 2012

Renungkan .....

Sebanyak 4 bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur telah mendaftar ke KPU Kalbar. Mereka adalah Abang Tambul Husin – Barnabas Simin, Morkes Effendi – Burhanuddin A. Rasyid, incumbent Cornelis – Christiandy Sandjaya serta Armyn Alianyang – Fathan A. Rasyid. Kini keempatnya tinggal menunggu penetapan secara resmi dari KPU sebagai pasangan calon dalam Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar tahun 2012.

Setiap pasangan atau semua figur yang bakal bertarung dalam Pemilukada Kalbar merupakan orang – orang terbaik di daerah ini dan masing – masing mempunyai kelebihan dan keunggulan. Visi dan misi yang mereka usung untuk maju dalam Pesta demokrasi kali ini pun cukup jelas, yang berorientasi pada kemajuan masyarakat dan daerah.

Logikanya dalam Pilgub kali ini masyarakat Kalbar akan memilih pasangan calon terbaik dari yang terbaik. Tapi melihat fakta masyarakat Kalbar yang sebagian besar masih berfikir tradisional, kecil kemungkinan hasilnya bakal seperti itu. Masyarakat umumnya masih melihat dan memilih pemimpin berdasarkan hubungan emosional kedaerahan, keagamaan, kelompok atau golongan, bukan pada program pasangan mana atau figur mana yang lebih baik.

Mudah – mudahan saja kondisi seperti ini tidak dimainkan oleh para tokoh yang bakal berkompetisi maupun ”orang – orang kepercayaan” mereka dengan mengangkat isu etnisitas atau keagamaan untuk mendapatkan dukungan masyarakat. Jika tidak, bakal celaka. Sentimen etnis atau keagamaan akan semakin menguat, sedikit saja terjadi gesekan bisa runyam. Tapi mudah – mudahan saja tidak.

Jadi kini semuanya berpulang para kandidat yang bertarung. Aman atau tidaknya daerah tergantung mereka. Masyarakat awam tidak bisa disalahkan seratus persen. Mereka tidak semuanya mengerti apa itu politik atau demokrasi. Mereka yang awalnya ramah lalu tiba- tiba menjadi garang dan beringas pada orang yang berbeda asal usul maupun latar belakang sosial, pasti ada yang memicunya atau ada yang membangkitkan emosi mereka. Istilahnya ada yang mengompori untuk membenci si A, tidak menyukai si B dan singkirkan si C! Masyarakat awam memang salah karena terlalu mudah terprovokasi, tapi persoalannya adalah mereka terkadang tidak mengetahui kalau mereka diprovokasi atau diperalat. Tidak semua bisa dengan mudah dan cepat memilah serta memilih kalimat yang bersifat saran, nasehat atau hasutan.

Jadi sejatinya keempat pasangan yang bakal berkompetisi dalam Pilgub Kalbar menyadari hal ini.  

0 comments:

Posting Komentar