Sisi di balik FACEBOOK

Saat ini trend Facebook sebagai satu jejaring sosial di dunia maya, telah berhasil menyedot perhatian jutaan warga Indonesia, termasuk ribuan warga Kalbar. Jika di awalnya facebook hanya ngetrend di kalangan remaja, namun belakangan juga akrab dengan para pengusaha, pejabat, akademisi serta elit politik. Mereka menerima jejaring sosial ini sebagai wadah untuk memperluas pergaulan, berbagi cerita, tukar pengalaman, menujukkan kebolehan dan juga promosi barang dan kecantikan, “tanpa terhalang oleh jarak dan ruang. 
Di banding networking lain`seperti Friendster, facebook memang lebih informatif, dan media yang promotif untuk menampilkan produk barang. Disamping itu, dari segi keamanan juga lebih terjamin. Bahkan` banyak pengguna friendster kemudian pindah karena lebih tertarik pada layanan yang ditawarkan facebook. Terutama fitur yang menyediakan layanan bagi user untuk berinteraksi langsung, seperti chatting, tag photo dan berbagai jenis game. Apalagi saat ini, dengan kecanggihan teknologi, facebooker tidak harus pergi ke warnet atau berdiam diri di rumah atau di kantor untuk mengakses faacebook. 
Melalui HP yang terpasang aplikasi chatting, seseorang dapat mengakses facebook sambil mobile. Facebook memang mampu menyedot jutaan orang untuk berchatting ria dengan kenalan maupun yang baru dikenal untuk bertukar kata atau sekedar saling sapa. Mungkin inilah yang memicu pertumbuhan facebook sehingga melejit, dan melesat jauh meninggalkan para pesaingnya di dunia maya. Untuk menjadi seorang facebooker (istilah bagi pengguna) tidaklah sulit, syaratnya harus punya email atau gmail dan mengisi formulir pendaftaran. Untuk mencarinya juga tidak sulit, alamatnya sangat jelas di www. facebook. com. 
Dari aspek ekonomi` tingginya antusiame masyarakat mengunjungi facebook, secara tidak langsung memicu intensitas kedatangan facebooker ke penyedia jasa layanan internet (warnet), “terutama bagi mereka yang belum memiliki fasilitas jaringan internet pribadi. Kendati belum ada kajian khusus (barangkali penulis yang belum tahu), namun diyakini kegandrungan masyarakat pada facebook berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan warnet di kota Pontianak. Warnet menjamur hampir di seluruh penjuru kota, dan belakangan pengusaha warnet mulai melirik pangsa pasar di kecamatan. 
Dengan dibukanya berbagai usaha warnet ini, tentu saja membuka lapangan pekerjaan yang otomatis sedikit mengurangi angka pengangguran di ibukota provinsi Kalbar. Di kalangan pemilik usaha warnet pun, mulai tumbuh persaingan yang sehat, dengan mendisain lokasi sedemikian rupa untuk menarik minat masyarakat berkunjung dan kemudian mejadi pelanggan atau anggota tetap. Tak dapat dipungkiri, facebook telah menyita waktu sebagian besar facebooker, dan akibatnya rutinitas wajib menjadi terbengkalai. Anak – anak sekolah pun banyak yang bolos demi duduk berjam-jam di depan komputer untuk mengunjungi situs ini. Begitu pula pegawai kantoran, baik karyawan swasta maupun PNS, banyak yang enggan melewatkan waktu tanpa duduk sejenak menjelajahi dunia maya melalui jejaring perkawanan facebook. 
Khusus PNS, fenomena berkumpul di warung kopi pada saat jam kerja, belakangan mulai surut. Namun`bukan berarti bolos kerja di kalangan PNS mulai berkurang, justru meningkat. Hanya bedanya, sang pegawai bolos kerja tanpa meninggalkan tempat pekerjaan. Bukan hal yang aneh lagi, di kantor atau instansi pemerintah, jika ditemukan pegawai yang tengah asyik untuk browsing dan bercengkrama, di saat yang seharusnya mereka memusatkan perhatian pada pekerjaan masing – masing. Bahkan` dalam rapat penting sekalipun, yang mengagendakan pembahasan menyangkut kebijakan publik, beberapa diantaranya membagi konsentrasinya untuk tersenyum membaca komentar di facebook, sambil mendengar nara sumber menerangkan. 
Barangkali` banyaknya yang mahir memainkan Qwerty untuk menulis opini di facebook, ketimbang mengetik redaksional tugas kantor ini, telah sampai ke telinga Gubernur Kalbar Cornelis MH. Sehingga Ia pernah menyindir dan menyoroti pegawai, agar tidak melakukan aktifitas lain yang tidak berhubungan dengan tupoksinya pada saat jam kerja. Sekaligus menasehati agar para PNS untuk melaksanakan tugas dengan baik dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai abdi negara. Bahkan yang agak ekstrim` facebook mulai dianggap sebagian kalangan sebagai sarana negatif, karena memicu berbagai tindakan kriminal. Namun` menurut psikolog asal kota Pontianak Armin Chandra S.pi, ” sebenarnya bukan facebooknya yang bermasalah tetapi individu penguna facebook itu sendirilah yang menciptakan masalah. 
Dirinya menyontohkan kasus Nova dan Ari yang berpacaran melalui media tersebut dan harus berakhir dengan vonis penjara 5 hingga 7 tahun, serta kasus penjualan wanita muda melalui situs pertemanan ini beberapa waktu lalu. Khusus kalangan remaja menurt Armin, maka peran orang tua sangat penting, terutama mengawasi aktifitas anak. Para orang tua harus bisa memberikan rasa nyaman di lingkungan rumah tangga, sehingga tidak membuat seorang anak kecewa dan kemudian mencari teman di facebook yang dinilai mengerti dengan keadaannya. Begitu pula masyarakat, diharapkan juga ikut andil menciptakan kondisi yang sehat di lingkungan masing – masing, dengan sedikit menyisihkan waktu luang untuk menoleh pada anak – anak remaja. 
Di sisi lain` apakah dengan banyaknya orang yang menjadi teman di halaman facebook, lantas mempengaruhi seorang facebooker dalam kehidupan sosial di masyarakat. Belum tentu juga”. Sebab, berdasarkan pengamatan penulis sendiri terhadap beberapa rekan kerja yang boleh dikatakan facebooker sejati, dengan daftar teman yang ia sendiri bingung menghitungnya, tidaklah berpengaruh terhadap pola fikir dan karakter kesehariannya. Kendati saban malam, chatting dengan tokoh penting dan terpelajar, diskusi mengenai suatu persoalan dan membahasnya secara ilmiah, ”tetapi logikanya tetap saja dangkal dan analisanya juga amburadul. Hanya khayalannya saja yang lebih variatif dan spektakuler, khususnya yang menyangkut vulgarisme. Yah.... mungkin karena interaksi sosial di facebook masih sebatas imajinasi, tanpa merasakan kehadiran fisik sang teman. 
Kendati memiliki berbagai dampak negatif, tidak dapat diabaikan banyak nilai – nilai positif dari facebook. Sebagai wadah sosial yang membantu masyarakat untuk berkomuniasi dengan siapa pun secara lebih efisien, yang sebenarnya dapat dilakukan tanpa harus mengenyampingkan tugas – tugas pokok keseharian. Teknologi mutakhir yang diterapkan perusahaan penyedia situs ini, telah membuka mata sebagaian orang akan hal – hal yang sebelumnya belum diketahui dan difahami. Jika kemudian muncul efek negatif di masyarakat, (bukan bermaksud menyetujui) namun` hal itu merupakan suatu kewajaran dan natural. Sebab` tren apa pun yang digandrungi masyarakat dan di belahan duni manapun, tetap ada fase surutnya, “ tanpa terkecuali situs perkawanan facebook. 
Kini semua berpulang pada pribadi individu masing – masing, untuk apa, kapan, dimana dan berapa lama ia masuk ke alam imajinasi. Dan bagaimana seorang facebooker tetap menggunakan akal sehatnya, agar tidak terbius dan hanyut dalam khayalan semu.