BBM naik lagi

Rencana kenaikan BBM masih menjadi tema utama di media massa. Seperti diketahui Pemerintahan SBY berencana memberlakukan kenaikan BBM sebesar Rp. 1.500 per liter, dari semula Rp. 4.500 menjadi Rp. 6000 per liter TMT 1 April 2012.

Dengan alasan, beban APBN yang semakin berat jika harus menanggung subsidi BBM, yang saat ini harganya di pasaran dunia terus meroket, nyaris menembus USD115,91 per barel. Angka tersebut melampaui asumsi Pemerintah sebesar USD90 per barel dalam APBN 2012.

Sebagian memang menyetujui rencana kontroversial ini, terutama mereka yang yang berada dalam payung koalisi, namun partai - partai oposisi di Senayan masih berupaya menggagalkan rencana tersebut. Begitu pula di kalangan masyarakat juga terbelah, sebagian memahami alasan Pemerintah dan sebagian lagi tetap menolak. Bahkan, aksi penolakan berbentuk demonstrasi menjalar ke berbagai penjuru negeri dan beberapa diantaranya berujung anarkis dan bentrok dengan aparat.

Di Kalbar sendiri, aksi demo menentang rencana kebijakan Pemerintah yang tidak populis ini sempat berlangsung beberapa kali yang dimotori kalangan mahasiswa. Sejauh ini, terkesan Pemerintahan SBY mengabaikan semua suara penolakan. Bahkan, sinyal kenaikan harga BBM semakin kuat tertangkap. Malahan Pemerintah berupaya membodohi masyarakat, seolah – olah telah menempuh berbagai cara, namun kondisi lah yang memaksa Pemerintah menaikkan BBM.

Kemudian mencoba menyenangkan masyarakat dengan kompensasi berupa bantuan langsung tunai alias BLT. Nilainya pun mengalami kenaikan. Jika sebelumnya sebesar Rp. 100 ribu per bulan, menjadi Rp 150 ribu per bulan. Lalu bagaimana dengan Pemerintah provinsi Kalbar, yang bertanggungjawab atas nasib sekitar 4,4 juta jiwa penduduknya.

Dalam masalah ini, Pemerintah provinsi memang tidak dapat berbuat banyak, apalagi gubernur sebagai wakil pusat di daerah, maka wajib mengamankan setiap kebijakan pusat. Yang dapat dilakukan hanyalah sebatas sosialisasi rencana kenaikan BBM, untuk meredam agar tidak terjadi gejolak pasca kenaikan diberlakukan.

Meskipun kenaikan BBM terbatas pada jenis premium, dan kebijakan kenaikan baru diberlakukan di Kalbar tahun 2014 mendatang, tetapi bagaimana pun tetap memiliki dampak. Misalnya produk berbagai barang yang dipasok dari pulau Jawa, tentunya pasca kenaikan, pasti dipasarkan ke Kalbar dengan harga yang lebih mahal, untuk menutupi besarnya biaya produksi dan ongkos angkut.

Entah berkaitan atau tidak, saat ini pun BBM solar bagi nelayan mulai langka, yang disinyalir akibat aksi penimbunan oleh oknum – oknum yang memanfatkan momentum kenaikan BBM. Faktanya isu kenaikan BBM telah memicu kelangkaan solar, sehingga berpengaruh terhadap aktifitas melaut para nelayan lokal. Kenaikan BBM juga berpotensi memicu inflasi, akibat efek psikologis masyarakat, terhadap perubahan berbagai harga barang dan jasa.

0 comments:

Posting Komentar