Minggu, 18 November 2012

TUTUP JURUSAN YANG TAK ADA PASARAN KERJA

Berbagai jurusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun perguruan tinggi yang pasaran kerjanya tidak tersedia, sudah seharusnya dihapus atau diganti dengan jurusan yang menjanjikan untuk mengisi pasaran kerja. Sebab, dikuatirkan tamatan lembaga pendidikan tersebut, justru menciptakan sekaligus menambah jumlah pengangguran.

Ditemui sesuai membuka Job Fair atau Bursa Kerja di Pontianak Convention Centre (PCC) Jumat (12/10/12), Walikota Pontianak, Sutarmidji mengakui, beberapa jurusan di SMK yang ada Kota Pontianak terpaksa ditutup dan diganti jurusan baru yang lebih berpeluang merebut pasaran kerja.

“Hal ini bertujuan agar tingkat pengangguran semakin berkurang dan pasaran kerja yang dapat terisi oleh sumber daya manusia, khususnya lulusan SMK dari Kota Pontianak, “ jelas Sutarmidji. Bahkan, menurutnya jika memang diperlukan, setiap SMK yang telah meluluskan enam angkatan dari satu jurusan, sebaiknya jurusan tersebut ditutup dan diganti dengan jurusan baru.

Diakuinya, sebenarnya di kota Pontianak terbuka berbagai lowongan pekerjaan, namun perusahaan atau badan usaha yang membutuhkan karyawan justru sulit mendapatkan tenaga kerja lantaran pencari kerja/pencaker lebih memilih pekerjaan yang bergaji besar dan mereka lebih selektif dalam mencari pekerjaan yang cocok.

Di bagian lain, Sutarmidji mengakui pembangunan akademi pariwisata dan perhotelan di Kota Pontianak saat ini terbilang mendesak, agar dapat memenuhi pangsa pasar kerja. Terlebih di sektor perhotelan yang mengalami pertumbuhan cukup signifikan beberapa tahun terakhir.

“Saya perkirakan hingga tahun 2014 mendatang, sektor perhotelan mampu menyerap tenaga kerja antara 2.000 - 2.500 orang. Namun, sayangnya tidak semua dapat diisi oleh masyarakat Pontianak, karena lowongan yang tersedia tidak sesuai dengan kualifikasi para pencaker,” terangnya.

Ia menyebutkan, saat ini tenaga yang sudah siap pakai antara lain di bagian tata boga dan room boy, sementara untuk asisten manager tergolong minim. Bahkan, beberapa hotel berbintang di kota Pontianak terpaksa mendatangkan dari pulau Jawa.
Sutarmidji menambahkan, peluang tenaga kerja juga terbuka di toko elektronik, sayangnya belum semua dapat terserap oleh lulusan SMK di kota Pontianak.

“Meskipun ada juga sebagian kecil yang menolak, karena jenis pekerjaan tersebut dianggap tidak sesuai dengan penghasilan yang diterima, “sambungnya.

Disamping faktor tadi, menurutnya kekosongan pada beberapa lowongan kerja justru disebabkan kurangnya peminat, karena sebagian masyarakat terutama kaum muda masih menggangap rendah beberapa jenis pekerjaan.

Cara pandang seperti ini, secara tidak langsung juga menyebabkan terjadinya pengangguran pada usia produkstif di kalangan muda kota Pontianak.

Di tempat yang sama, Kasubdit Bursa Kerja Kemenakertrans, Hertanto Setyo mengakui, dari sekian banyak pencaker, segelintir saja yang mendapatkan pekerjaan.

Oleh karena itu, Job Fair yang saat ini digelar Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), merupakan kesempatan bagi pencaker untuk mencari pekerjaan yang lebih baik lagi dari pekerjaan yang mereka geluti sekarang serta mencari pendapatan yang lebih tinggi.

“Sedikitnya 1.491 lowongan kerja yang tersedia bagi para pencaker dengan jenis lowongan yang bervariasi dalam even Job Fair ini, “ sebutnya.

Ia menambahkan, Kemenakertrans menggelar Job Fair selama dua hari mulai tanggal 12 – 13 Oktober 2012, dengan menggandeng Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Pontianak.

Sebanyak 40 perusahaan mengikuti Job Fair yang merupakan wadah untuk mempertemukan para pencari kerja dengan pengguna tenaga kerja secara langsung dalam proses penempatan tenaga kerja.

0 comments:

Posting Komentar