Minggu, 18 November 2012

GOLKAR BIDIK 30 PERSEN CALEG GENERASI MUDA

Partai Golkar berencana mengalokasikan 30 persen Calon Legislatif/Caleg kepada generasi muda pada Pemilu legislatif 2014 mendatang. Namun, sebelum menjadi keputusan, rencana tersebut bakal dimatangkan pada Rapimnas Partai Golkar di Jakarta 29 – 30 Oktober 2012. 

“Usai Rapimnas kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan Rapimda, untuk menyusun target dan peluang berdasarkan perkiraan kondisi di lapangan, “ ujar Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Keanggotaan DPD Partai Golkar Kalbar, Andry Hudaya Wijaya, Selasa (16/10/2012). 

Ia optimis partai berlambang pohon beringin ini dapat memenangkan pemilu tahun 2014. Meskipun demikian, Golkar tetap waspada dengan menyempurnakan strategi dalam pemenangan. Termasuk jajaran Golkar di Kalbar, juga berkeinginan memperoleh suara signifikan, sehingga meningkat dari yang sekarang. 

”Kami tentu tidak akan gegabah. Harus ada upaya pencapain tujuan perencanaan yang matang, dipahami oleh seluruh elemen kepartaian, para fungsionaris maupun kader partai, ” terangnya. 

Kemudian Andry menyebutkan beberapa hal yang diberikan pada kader, antara lain ; meningkatkan kesadaran politik, kapasitas kepemimpinan, peningkatan etos kerja serta pengetahuan teknis tentang tugas pokok dan fungsi kedewanan. Termasuk dalam menciptakan iklim yang baik bagi dinamika perkaderan di lembaga legislatif. 

Di bagian lain, Andry juga mengomentari laporan International Corruption Watch/ICW, mengenai banyaknya kader partai Golkar yang terjerat kasus korupsi, baik anggota dewan, mantan anggota dewan, kepala daerah, mantan kepala daerah hingga pengurus partai. Berdasarkan catatan ICW pada semester I tahun 2012 sejak 1 Januari hingga 31 Juli 2012, dari 44 kader parpol yang tersangkut kasus korupsi, 13 diantaranya merupakan kader partai Golkar. 

Menurutnya, temuan tersebut merupakan warning bagi partai politik, termasuk Partai Golkar. “Hal ini tentu menjadi catatan untuk melakukan evaluasi ke dalam, meskipun perlu diingat bahwa dalam upaya penegakkan hukum, perlu menegakkan semua asas hukum dan kepastian hukum, “sambungnya. Ditegaskannya juga bahwa hal ini menjadi wilayah bagi para penegak hukum untuk menindaklanjuti temuan ICW tersebut. 

Legislator dapil Ketapang & Kayong Utara ini menilai banyak hal yang memicu kader parpol melakukan korupsi, bukan hanya karena mahalnya biaya kampanye seperti yang dirilis ICW. “Gaya hidup jet set juga dapat menyeret seseorang menjadi koruptor. Namun, sepengetahuan saya belum pernah Parpol memaksa kadernya untuk korupsi demi kepentingan kampanye. Jadi semua kembali kepada kedewasaan individu masing-masing kader, untuk memanejemen keberadaannya di sebuah partai, ”tandasnya.

0 comments:

Posting Komentar