Selasa, 19 Juni 2012

LADA MEROKET DI TENGAH ANJLOKNYA HARGA KARET DAN KAKAO

Di tengah merosotnya harga jual komoditas karet dan kakao di wilayah perbatasan Kalbar, harga lada justru melonjak naik. Jika sebelumnya harga jual di pasaran Kabupaten Sanggau bermain di kisaran Rp38.000 per Kg, kini berada di kisaran Rp45.000 – Rp50.000 per Kg.

Dihubungi Senin (18/06/21), salah seorang warga Balai Karangan, Sanggau, Rudiansyah menyebutkan, kenaikan harga lada hitam mulai terjadi sejak 3 bulan terakhir, menyusul tingginya permintaan dan kebutuhan di pasaran internasional.

“Bahkan, tidak menutup kemungkinan harga terus meroket hingga Rp60.000 per Kg, jika kondisi di pasar dunia masih belum stabil,”terangnya.

Menurutnya kenaikan harga cukup membantu masyarakat petani lada, untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Jika petani lada sedikit bergembira atas kenaikan harga, maka hal yang sebaliknya menimpa para petani karet dan kakao.

“Anjloknya harga kedua komoditas ini hampir bersamaan sekitar 3 bulan lalu,” ungkap Rudi yang juga petani karet. Penyebab menurunnya harga komoditas karet dan kaakao di pasaran lokal, merupakan dampak dari berkurangnya permintaan dan kebutuhan kedua komoditas di pasaran dunia.

Rudi menyebutkan untuk harga karet saat ini di pasaran lokal berkisar Rp9.000 – Rp10.000 per Kg, merosot dibanding harga sebelumnya sekitar Rp15.000 per Kg. “Sementara harga kakao kini berkisar Rp10.000 per Kg, merosot dibanding harga sebelumnya di kisaran Rp18.000 – 20.000 per Kg,”tambahnya.

Meskipun tidak menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat petani, namun merosotnya kedua harga komoditas tersebut terasa memberatkan.

Untuk menyiasati persoalan ini sebagian petani karet dan kakao beralih menjadi buruh lepas di perkebunan kelapa sawit.

Diakui Rudi, walaupun keluhan telah disampaikan, namun sejauh ini belum ada langkah terobosan yang diambil Pemerintah Kabupaten Sanggau untuk membantu petani dengan menstabilkan harga.  

0 comments:

Posting Komentar