Sabtu, 31 Maret 2012

DPRD Kalbar layangkan surat tolak kenaikan BBM

Sekitar 1.000 an lebih mahasiswa dari berbagai elemen kemahasiswaan Kamis (29/03/12), melakukan aksi demo menolak rencana kenaikan BBM bersubsidi. Mereka mengawali aksi di Bundaran Tugu Digulis Jl. Ahmad Yani Kota Pontianak dan kemudian melakukan longmarch ke gedung DPRD Kalbar.

Selain meneriakkan yel – yel, membentang spanduk dan melakukan orasi, para mahasiswa juga mengusung replika keranda mayat sebagai simbolisasi matinya Pemerintahan SBY. Bahkan, kemarahan mahasiswa ditunjukkan dengan membakar keranda mayat yang berisi koran dan ban bekas tersebut.

Aksi demo sempat diwarnai keributan kecil dengan aparat kepolisian, ketika sebagian mahasiswa mencoba menurunkan bendera merah putih di halaman gedung DPRD. Tindakan tersebut langsung dihalau aparat dan sempat terjadi saling dorong antara kelompok mahasiswa dengan barikade polisi.

Beruntung mahasiswa tidak terprovokasi dan menyadari kekeliruannya, sehingga ketegangan mereda dan aksi berlanjut dengan orasi dari masing – masing perwakilan elemen kemahasiswaan.

Sebelumnya 2 Wakil Ketua DPRD yakni Prabasa Ananata Tur dan Nicodemus R. Toun sempat menemui mahasiswa, namun ditolak! Sehingga Ketua DPRD Minsen yang tengah memimpin Sidang Paripurna Penyampaian LKPj Gubernur tahun 2011, terpaksa keluar menemui mahasiswa dan mendengarkan tuntutan mapun aspirasi mereka.
Bahkan, seusai Sidang Paripurna, Minsen kembali menghampiri mahasiswa untuk menegaskan, komitmen lembaga perwakilan rakyat dalam merespon semua aspirasi masyarakat.

Setelah mengadakan rapat antara pimpinan DPRD dan pimpinan semua fraksi, akhirnya DPRD Kalbar memutuskan untuk melayangkan surat ke Pemerintah Pusat, yang berisi penolakan atau penundaan kenaikan BBM bersubsidi, dengan pertimbangan dapat menimbulkan gejolak di masyarakat akibat dampak dari kenaikan tersebut.

Sementara itu, selama aksi demo berlangsung ratusan aparat kepolisian telah disiagakan, bahkan Kapolda Kalbar Brigjend Unggung Cahyono memonitor langsung para bawahannya dalam menjalankan tugas di lapangan.

Secara umum sikap aparat dalam mengamankan unjuk rasa cukup bersahabat dan simpatik, terlebih para Polwan yang selalu menebar senyum. Namun tetap tegas ketika tertangkap sinyal yang mengarah pada tindak anarkis atau melanggar rambu – rambu hukum.

0 comments:

Posting Komentar