Rabu, 07 Maret 2012

Dokter minim, kendala pembangunan kesehatan Kalbar

Minimnya tenaga dokter di Kalbar menjadi salah satu persoalan mendasar dalam pembangunan bidang kesehatan. Berdasarkan data IDI Kalbar, jumlah dokter saat ini baru berkisar 600 - 800 orang, sementara pupulasi penduduk Kalbar mencapai 4.4 juta jiwa.

Dari jumlah tersebut, sekitar 380 dokter atau 50 % diantaranya berada di Kota Pontianak, baru sisanya tersebar di 13 Kabupaten Kota di Kalbar. Selain itu, penyebarannya pun masih terkonsentrasi di ibukota Kabupaten atau pusat Kota.

Dihubungi Rabu (07/03/12), Sekretaris IDI Kalbar, Nursyam Ibrahim mengungkapkan, meskipun upaya perekrutan tenaga dokter PTT oleh Kementrian Kesehatan telah berjalan 10 tahun, namun belum juga mampu menambah secara signifikan tenaga dokter, terutama untuk ditempatkan di daerah pedalaman maupun terpencil.

Terbukti dokter PTT yang dikontrak sekitar 6 juta rupiah per bulan ditambah insentif dengan besaran 1 hingga 1,5 juta, belum menjamin dokter bersangkutan tetap bertahan dalam kontrak perjanjian kerja.  
Apalagi, untuk menjadi PNS yang digaji lebih rendah. Menurutnya hal ini mungkin karena penghasilan yang diperoleh ketika menjadi PNS maupun PTT, tidak sebanding dengan mahalnya biaya pendidikan. Sehingga dokter, terlebih tenaga spesialis lebih memilih untuk bekerja di Rumah Sakit Swasta atau membuka praktik sendiri dengan penghasilan lebih tinggi, dibanding bekerja di RS pemerintah.

Nursyam, mengatakan untuk mengatasi persoalan ini tidak ada pilihan lain dari Pemerintah, selain menyekolahkan sebanyak mungkin mahasiswa di fakultas kedokteran. Tentunya dengan persyaratan, setelah menamatkan kuliah bersedia ditempatkan dimana saja dan tidak diperbolehkan mengajukan pindah tugas dalam masa waktu tertentu.

Bahkan, jika memungkinkan Pemerintah menggratiskan pendidikan di fakultas kedokteran, seperti yang diterapkan negara tetangga Malaysia, sehingga lulusan fakultas kedokteran lebih mudah untuk direkrut karena telah dibiayai oleh negara.  

0 comments:

Posting Komentar