Sabtu, 07 Januari 2012

AJAK PTPN DUKUNG KETAHANAN PANGAN

Studi banding Komisi B DPRD Kalbar bersama instansi terkait & mitra kerja ke Provinsi Sumut akhir tahun 2011 lalu, memperoleh kajian yang menarik menyangkut partisipasi PTPN II Tanjung Murawa menunjang pembangunan daerah setempat. BUMN perkebunan tersebut bukan hanya fokus pada sub sektor perkebunan kelapa sawit dan karet, tetapi juga mengembangkan komoditas tembakau, kakao dan tebu. 
Ditemui Selasa (03/01/12), Sekretaris Komisi B DPRD Kalbar Syarif Izhar Asyuri mengharapkan PTPN XIII Pontianak juga melakukan diversifikasi usaha, dengan mengelola tanaman musiman seperti komoditas tembakau dan tebu. Bahkan juga membuka lahan pertanian, yang pengerjaannya bermitra dengan masyarakat di sekitar, tentunya pada daerah yang cocok secara geografis. Selain memperluas kegiatan usaha perusahaan, hal ini juga menopang program Pemerintah Daerah dalam penguatan ketahanan pangan. 
Untuk itu Izhar juga meminta Dinas Pertanian Provinsi Kalbar untuk melakukan analisa bisnis, terhadap komoditas pertanian yang memang menguntungkan secara ekonomis untuk dikembangkan. Agar pihak swasta memiliki pedoman yang jelas untuk berinvestasi di bidang pertanian, termasuk di dalamnya pangsa pasar untuk produk. 
Masih terkait dengan ketahanan pangan, Izhar menyatakan dalam waktu dekat Komisi B mengagendakan pertemuan dengan Kementrian BUMN, untuk mengusulkan Kalbar agar masuk dalam pengembangan BUMN Pangan. 
Di bagian lain, Syarif Izhar juga mendesak Pemerintah provinsi segera menentukan lokasi yang representatif, untuk diusulkan menjadi Pelabuhan Samudra. Pembangunan pelabuhan internasional terbilang mendesak untuk mendukung kegiatan ekspor impor, terutama memasarkan produk CPO. Ia mengkhawatirkan jika dalam waktu 5 hingga 7 tahun kedepan tidak tersedia pelabuhan yang representatif, maka produk CPO terpaksa diekspor melalui pelabuhan. Idealnya pembangunan pelabuhan juga dilengkapi dengan dermaga dan fasilitas khusus untuk bongkar muat CPO. 
Hal ini dapat dilakukan secara bertahap bukan sekaligus, yang disesuaikan dengan ketersediaan anggaran. Sebab, hasil studi banding ke Pelabuhan Belawan akhir tahun lalu, di sana tersedia dermaga khusus bongkar muat sawit sepanjang 4 Kilometer yang dibangun secara bertahap selama 10 tahun. Bahkan saat ini, pengisian minyak sawit mentah ke kapal tanker, telah dilakukan mengunakan pipa yang dipompa dari tanki timbun. 
Izhar mengakui Pelabuhan Dwikora Pontianak yang berada di alur Sungai Kapuas sudah tidak representatif dan tidak mendukung kegiatan ekspor impor dalam skala besar. Terlebih lagi di saat musim kemarau dimana muara sering dangkal, sehingga hanya dapat dilalui kapal berukuran kecil yang memicu tingginya biaya operasional. Bahkan juga sering terjadi tabrakan, seperti insiden tenggelamnya kapal KLM Rahmatia Sentosa Februari 2011 lalu yang menggangu pasokan sembako dan BBM ke wilayah Kalbar.

0 comments:

Posting Komentar