Senin, 26 Desember 2011

PEMBANGUNAN KESEHATAN KALBAR TERKENDALA TENAGA DOKTER

Minimnya tenaga dokter di Kalbar menjadi salah satu persoalan mendasar dalam pembangunan bidang kesehatan. Berdasarkan data IDI Kalbar, jumlah dokter saat ini baru berkisar 700-an orang, sementara pupulasi penduduk Kalbar mencapai 4.4 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sekitar 300 dokter diantaranya berada di Kota Pontianak, dan sisanya tersebar di 13 Kabupaten Kota di Kalbar. Selain itu, penyebarannya pun masih terkonsentrasi di ibukota Kabupaten atau pusat Kota. 
Dihubungi Minggu (11/12/11), Sekretaris IDI Kalbar, Nursyam Ibrahim mengatakan, upaya perekrutan tenaga dokter PTT oleh Kementrian Kesehatan yang telah berjalan 10 tahun, juga belum mampu menambah secara signifikan tenaga dokter, terutama untuk ditempatkan di daerah pedalaman maupun terpencil. Meskipun setiap dokter PTTsaat ini digaji sekitar 6 juta rupiah per bulan, namun hal itu bukan jaminan tetap bertahan dalam kontrak perjanjian kerja. Apalagi, untuk menjadi PNS yang digaji lebih rendah. 
Menurutnya hal ini mungkin karena penghasilan yang diperoleh ketika menjadi PNS maupun PTT, tidak sebanding dengan mahalnya biaya pendidikan. Sehingga dokter, terlebih tenaga spesialis lebih memilih untuk bekerja di Rumah Sakit Swasta atau membuka praktik sendiri dengan penghasilan lebih tinggi, dibanding bekerja di RS pemerintah. 
Nursyam mengatakan, untuk mengatasi persoalan ini tidak ada pilihan lain dari pemerintah, selain menyekolahkan sebanyak mungkin mahasiswa di fakultas kedokteran. Tentunya dengan persyaratan, setelah menamatkan kuliah bersedia ditempatkan dimana saja dan tidak diperbolehkan mengajukan pindah tugas dalam masa waktu tertentu. 
Idealnya pemerintah menggratiskan pendidikan di fakultas kedokteran, seperti yang diterapkan negara tetangga Malaysia, sehingga lulusan fakultas kedokteran lebih mudah untuk direkrut karena telah dibiayai oleh negara.

0 comments:

Posting Komentar