Minggu, 23 Oktober 2011

TINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK DI USIA 240 TAHUN

Di usia yang telah menginjak 240 tahun, warga Kota Pontianak menuntut penyelenggara pemerintahan, terus meningkatkan kualitas dan kuantitas kebutuhan dasar masyarakat. Pembangunan tidak hanya difokuskan pada bagian fisik, tetapi juga kebutuhan yang bersifat non fisik.
Salah seorang warga yang menyaksikan Peringatan HUT Kota Pontianak Minggu (23/10/11), Suharti mengharapkan, pengembangan kota tidak asal gusur dan menutup peluang warga untuk mencari nafkah, tetapi tetap mempertimbangkan aspek kemanusiaan.
Suharti yang kini berdagang di depan Makodam, mengaku sangat kecewa dengan kebijakan Pemerintah Kota untuk menggusur mereka dengan alasan keindahan dan ketertiban. Seharusnya pemerintah memberi kesempatan yang lebih luas bagai masyarakat untuk bergerak di bidang usaha, terutama pedagang kecil dengan memfasilitasi pada lokasi yang layak.
Secara terpisah, Walikota Pontianak Sutarmidji menyatakan, bahwa Pemerintah Kota terus berupaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam pelayanan publik. Misalnya, di bidang kesehatan, tahun ini telah dibangun Rumah Sakit dan ditargetkan tahun depan telah dapat beroperasi.
Sedangkan di bidang pendididikan, selain pembenahan di bidang fisik, Pemerintah Kota juga memfokuskan pembenahan kualitas dan kompertensi tenaga pengajar, untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Sutarmidji menambahkan, bahwa Pontianak telah ditetapkan sebagai Kota Metropolitan kedua di regional Kalimantan, setelah Banjarmasin. Konsekuensinya, bukan hanya pembenahan di bidang fisik tetapi, tetapi juga pola fikir masyarakat harus berubah. Mulai kini masyarakat tidak lagi bersikap eksklusif, tetapi harus terbuka dan siap menerima segala bentuk kompetisi dari luar dalam berbagai Menurut Sutarmidji bidang. Sehingga tidak selalu menuntut proteksi dari pemerintah.
Sebagai kota perdagangan dan jasa, pertumbuhan terbilang pesat antara lain di bidang property dan jasa pelabuhan, sehingga berdampak terhadap peningkatan PAD dalam 2 tahun terakhir sebesar 200 %. Bahkan, jasa pelabuhan terbilang fantastis. Dari catatan Pelindo II, jumlah kontainer yang masuk ke Pelabuhan Dwikora Pontianak, terbesar kedua setelah Tanjungpriok Jakarta. Perkembangan memang di luar dugaan, sehingga melebihi kapasitas dari terminal peti kemas.


0 comments:

Posting Komentar