Jumat, 21 Oktober 2011

JADIKAN KALBAR DAERAH PERTAMA BEBAS KRISIS LISTRIK

Kalbar yang sejak beberapa tahun terakhir ini mengalami kekurangan pasokan listrik (bahkan di daerah perbatasan harus dipasok dari Malaysia), menjadikan pembangunan PLTN sebagai suatu alternatif pemecahan masalah yang tepat. Namun, mewujudkan suatu pembangunan reaktor nuklir bagi PLTN di Kalbar, bukanlah perkara yang gampang atau sederhana. Selain diperlukan persiapan yang matang dalam hal finansial, teknologi, keamanan dan lainnya, persoalan dukungan dari masyarakat merupakan masalah yang cukup rumit untuk diatasi.
Hal itu diungkapkan Netty Herawati Peneliti asal Universitas Tanjungpura Pontianak dalam Seminar Desain dan Strategi untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Mendukung Pembangunan PLTN di Kalbar Rabu (19/10/11). Menurutnya, dapat dipastikan rencana tersebut akan menimbulkan polemik dan mungkin juga mendapat penolakan, terutama masyarakat awam jika tidak diberikan informasi dan pendidikan yang memadai melalui proses sosialisasi dengan strategi yang tepat.
Sementara itu, Inspektur Ketenagalistrikan pada Distamben Kalbar Harry Syahrizuan mengatakam, rencana kebijakan ini pun didukung penelitian Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang pernah meneliti, bahwa Kalbar memiliki kandungan uranium yang terukur sebanyak 25.000 ton.
Syahrizuan menambahkan, bahwa Batan dalam studi awal merekomendasikan pembangunan PLTN berkekuatan 1.000 MW di Kalbar. Sehingga, pembangunan reaktor nuklir sangat memungkinkan untuk direalisasikan. Jika hal ini dapat terwujud, berarti Kalbar menjadi provinsi pertama di Indonesia yang terbebas dari krisis listrik berkepanjangan.  

0 comments:

Posting Komentar