Minggu, 28 Agustus 2011

OPTIMALKAN PERDA LAYANGAN KOTA PONTIANAK

Terganggunya pasokan listrik akibat permainan layang-layang menggunakan tali kawat merupakan persoalan klasik di kota Pontianak. Meskipun terdapat faktor lain yang menyebabkan terjadinya pemadaman, tetapi gangguan yang diakibatkan senar kawat layangan, masih mendominasi gangguan di kota Pontianak.
Dalam Dialog Interaktif di RRI Pontianak Rabu (03/08/11), anggota DPRD Kota Pontianak Herman Hovi Munawar mengakui, sebenanya pemerintah Kota Pontianak telah mempunyai instrumen hukum berupa Perda, namun implementasi memang masih belum berjalan sebagaimana mestinya.
Hal itu bukan karena dari segi aturan yang lemah, melainkan sistem peradilan pidana ringan yang belum diformulasikan. Untuk itulah dalam waktu dekat pemerintah daerah berencana menggelar pertemuan dengan pihak PLN, Kejaksaan dan Kehakiman, membahas persoalan ini. Sehingga penegakan hukum nantinya tidak berpotensi melanggar hukum.
Herman menambahkan, ekspektasi masyarakat terhadap PLN cukup tinggi, sehingga dapat diterima jika ada masyarakat yang beraksi keras ketika terjadi pemadaman listrik. Mulai dari kalangan pengusaha, investor hingga masyarakat lapisan paling bawah.
Sementara itu, Manajer Teknik PT. PLN Kalbar Andreas Heru Sumaryanto mengaku, sebenarnya pihaknya telah risih dengan persoalan klasik gangguan listrik akibat kawat layang – layangan. Karena hasil razia di lapangan pada beberapa kawasan di Kota Pontianak, menemukan permainan layang – layang menggunakan tali kawat masih marak. Untuk itulah dirinya sangat berharap pemerintah dan aparat hukum dapat mengatasi, atau paling tidak mengurangi kebiasaan permainan layang – mengunakan senar kawat.
Lebih lanjut, Andreas mengatakan pihaknya tidak melarang masyarakat untuk bermain layang – layang, asalkan tidak menggunakan senar kawat. Permainan layang – layang menggunakan senar kawat hanya ditemukan di kota Pontianak, tidak di daerah lain.
Sebenarnya permainan layang – layang dapat menjadi tontonan bagi masyarakat, dengan berbagai bentuk layangan dan asesaris yang menarik. Misalnya di Bali, dimana permainan layang – layang telah dikemas menjadi suatu ajang kompetisi, yang menarik pengunjung tetapi tidak menggunakan tali kawat.

0 comments:

Posting Komentar