Minggu, 09 Januari 2011

SAWIT ANGKAT DERAJAT KEHIDUPAN MASYARAKAT

Meskipun kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit di Kalbar terus menjadi sorotan, karena dianggap sebagai pemicu utama kerusakan lingkungan, namun tidak demikian dengan pandangan masyarakat di Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau. Sebagian besar masyarakat setempat justru menilai, ”perkebunan kelapa sawit yang digeluti hampir 16 tahun telah memberikan hasil yang signifikan bagi keluarga petani, masyarakat di sekitar kawasan perkebunan serta Pemerintah Daerah. Di hadapan puluhan jurnalis yang mengunjungi Kebun Plasma milik PT. PN XIII di Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau (05/10/10), ”salah seorang warga setempat Antonius Biono mengatakan ”usaha perkebunan kelapa sawit yang dipelopori PT. PN Pontianak terbukti berhasil mengangkat derajat perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat. Pola kemitraan yang ditawarkan melalui PIR dan KKPA telah mengubah wajah daerah, serta mengeluarkan masyarakat dari keterbelakangan dan kebodohan. Walapun dirinya tidak menampik jika aktifitas perkebunan di beberapa tempat telah menjadi penyebab kerusakan lingkungan maupun pemicu konflik, tetapi hal itu dominan terjadi pada perkebunan yang dikelola oleh pihak swasta.
Tetapi dalam beberapa hal, masih ada yang harus dibenahi manajemen PT. PN. Terutama memperbaiki mekanisme dan sistem penyaluran alokasi dana dari Program Tanggungjawab Sosial atau Corporate Sosial Responsibility – CSR.  Sebab, selama ini penyaluran dana CSR untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan – PKBL belum merata, dan tidak terprogram dengan target yang jelas. Salah seorang warga setempat Heriyanto menilai keuntungan signifikan yang diraih PT. PN dari kegiatan perkebunan kelapa sawit, tidak sebanding dengan penyaluran dana CSR yang diberikan pada masyarakat. Selain itu, bantuan yang disalurkan hanya dinikmati oleh kelompok atau masyarakat yang berada di wilayah perkebunan, belum menjangkau pemukiman penduduk di luar areal perkebunan. Dirinya mengkhawatirkan tidak meratanya pembangunan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, dapat menimbulkan kecemburuan sosial yang pada akhirnya memicu konflik.
Menjawab hal itu, Direktur SDM dan Umum PT. PN XIII Pontianak Wagio Ripto Suratno mengakui, jika penyaluran CSR selama ini belum dapat menjangkau seluruh wilayah dan belum dapat mengakomodir semua tuntutan masyarakat, mengingat terbatasnya anggaran. Selain itu, alokasi dana PKBL sebesar 4 % dari laba bersih per tahun, bukan hanya disalurkan pada wilayah Kalbar, namun juga seluruh wilayah PT. PN di pulau Kalimantan.
Selanjutnya, Wagio Ripto Suratno menyebutkan total penyaluran dana CSR untuk pemberdayaan masyarakat di sekitar areal perkebunan mencapai 32 milyar rupiah , yang disalurkan mulai tahun 2008 hingga 2010. Alokasi dana berasal dari pembagian laba yang disyahkan pada Rapat Umum Pemegang Saham – RUPS, melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan – PKBL.
Sementara itu, General Manager PT. PN XIII District Kalbar II Pandapotan Girsang menilai tudingan sepihak sejumlah NGO maupun LSM, jika pengembangan perkebunan monokultur skala besar telah merusak kawasan hutan, ”tidak berlaku untuk kegiatan perkebunan yang dikelola PT. PN ”baik untuk perkebunan kelapa sawit maupun tanaman karet. Sebab, konsesi lahan yang diperoleh PT. PN untuk pembukaan perkebunan tetap mengacu pada studi AMDAL, dan selalu melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan usaha melaui pembagian keuntungan secara adil. 
Kendati demikian, Girsang mengakui jika aktifitas perkebunan kelapa sawit selama ini masih perlu pembenahan, mulai dari peningkatan produktivitas CPO, membangun praktek hubungan inti dan plasma yang ideal, serta upaya mengembangkan industri hilir. Adapun strategi dan kebijakan yang ditempuh manajemen PT. PN antara lain, optimalisasi asset produksi, optimalisasi struktur organisasi, pengembangan usaha dan tanggungjawab sosial. Di samping itu, PT. PN XIII juga telah menerapkan metode baru dalam pengelolaan kebun plasma, yakni Pola Satu Manajemen atau PSM, Dimana pengelolaaan kebun, mulai dari pembibitan, penanaman, pemupukan, perawatan hingga peremajaan sepenuhnya dikendalikan oleh Perusahaan.

0 comments:

Posting Komentar