Minggu, 09 Januari 2011

KETIKA BANGSA SERUMPUN BERKEMAH

Setelah sukses diselenggarakan di Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat Juni 2010 lalu, Kemah Budaya antar negara serumpun kembali digelar. Kali ini kegiatan serupa digelar di Kabupaten Sambas Kalbar, dengan peserta bertambah dari negara Brunei Darussalam. Partisipasi organisasi kepanduan negara Brunei, semakin memperkokoh Kemah Budaya antar negara serumpun. Dengan demikian Kemah Budaya Serumpun – KBS Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam di Kabupaten Sambas, menjadi wadah bagi ketiga negara untuk saling mengetahui, mengenal, memahami dan menghargai budaya sendiri maupun negara lain. Sehingga hubungan ketiga negara serumpun semakin erat, dan persaudaraan bangsa serumpun kian solid. Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Kwartir Nasional – Kwarnas Gerakan Pramuka Azrul Azwar di Pendopo Bupati Sambas Rabu (15/12/10). Dirinya menjelaskan bahwa kegiatan KBS, merupakan bentuk komitmen dari organisasi kepanduan masing – masing negara, terhadap pelestarian dan peningkatan silaturrahmi bangsa serumpun. Sekaligus mewariskan dan menanamkan nilai – nilai budaya luhur yang dimiliki, kepada kalangan generasi muda. Di samping itu, ajang KBS merupakan forum bagi kalangan muda untuk mengaktualisasikan diri, melalui berbagai kegiatan berdasarkan keterampilan yang diperoleh di gugus depan. Di bagian lain Azrul, menyatakan bahwa gerakan Pramuka merupakan lembaga pendidikan, untuk membentuk watak, kepribadian dan akhlak generasi muda. Sehingga mempunyai karakter, ketrampilan dan nasionalisme.
Menurutnya, Kalbar merupakan salah satu Korwil yang cukup berprestasi, antara lain pernah menjadi tuan rumah Musyawarah Nasional - Munas Gerakan Pramuka, dan tidak banyak provinsi meraih prestasi seperti itu.. Khusus untuk Sambas yang merupakan kota dengan ukuran kecil, jika dibandingkan kota Jakarta, sukses menggelar kegiatan yang melibatkan 3 negara dinilai suatu prestasi yang membanggakan. Dirinya sangat senang berbagai kegiatan berskala nasional maupun internasional, dapat terselenggara di Kalbar
Terkait gerakan kepramukaan saat ini yang kembali bergairah, diakui oleh Azrul. Namun, dirinya merasa belum puas, sebab masih ketinggalan dibandingkan dengan gerakan pramuka sebelum tahun 1998. Saat itu Gugus Depan – Gudep berjalan, tidak hanya sekedar mengunakan seragam kepramukaan, tapi diisi dengan berbagai kegiatan. Inilah yang tengah direvitalisasi oleh Presiden, dimana dirinya mendapat tugas untuk merevitalisasi kepramukaan di tanah air.
Di tempat yang sama, Ketua Panitia Penyelenggaran KBS II Tahun 2010 Juliarti Djuhardi Alwi menyebutkan, dari keseluruhan kegiatan 1/3 adalah kegiatan pramuka sedangkan 2/3 merupakan kegiatan budaya. Khusus untuk budaya diarahkan pada promosi wisata lokal. Karena masyarakat Sambas terdiri dari 3 etnis besar, maka yang diperkenalkan adalah budaya dari ketiga etnis. Untuk etnis Melayu melalui wisata air, budaya Dayak di daerah pegunungan, sedangkan wisata agro di Kecamatan Pemangkat untuk memperkenalkan budaya Tionghoa. Juliarti optimis KBS maupun Gerakan Kepramukaan dapat menjadi wahana pendidikan, khususnya pembinaan karakter generasi muda melalui wadah kepanduan. Di sisi lain juga mendukung program kepariwisataan, dengan mempromosikan Kabupaten Sambas maupun Provinsi Kalbar sebagai daerah tujuan wisata yang terpilih dan spesifik.  
Sementara itu, Bupati Sambas Burhanuddin A. Rasyid mengakui KBS dapat semakin mempererat persaudaraan, kebersamaan dan saling pengertian antara 3 negara serumpun. Sebab, tidak dapat dibantah bahwa antara Sambas, Serawak Malaysia dan Brunei Darussalam, merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dirinya sempat mempertanyakan dipilihnya Sambas sebagai tuan rumah, alasan pertama, keanekaragaman seni dan budaya yang dimiliki dan kedua hubungan histroris. Seperti diketahui bahwa Sultan Sambas berasal dari Brunei, kemudian Sultan Tengah dari Serawak sempat tinggal cukup lama di Sambas. Terakhir Sambas dan Serawak merupakan daerah yang berbatasan. Sehingga masyarakat kedua negara harus tetap menjaga persatuan, meskipun saat ini menjadi 2 negara yang berbeda. Kegiatan ini juga dapat menghindari terjadinya konflik bilateral antara ketiga negara, seperti yang terjadi bebeerapa waktu lalu. Jika terjadinya persoalan segera diselesaikan dengan musyawarah, sehingga terhindar perpecahan antara negara serumpun. Melalui KBS tentunya membuka wawasan dan cakrawala berfikir generasi muda Sambas, bukan hanya sebatas lokal namun menyebrang ke wilayah ASEAN. Kegiatan Pramuka dinilai Burhanuddin relevan untuk membangun karakter pemuda. Apalagi Sambas mempunyai misi pada tahun 2015 menjadi terunggul di Kalbar, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang membutuhkan generasi muda berkualitas dan berakhlak. Melalui gerakan pramuka mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM generasi muda.
Respon positif juga ditunjukkan oleh gubernur Kalbar Cornelis MH. atas terselenggaranya KBS, untuk memperkuat hubungan persaudaraan bangsa Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Dengan demikian generasi muda ketiga negara, dapat saling mengetahui, mengenal, memahami dan menghargai budaya sendiri maupun negara lain. Sehingga hubungan ketiga negara serumpun semakin erat, dan persaudaraan bangsa serumpun kian solid. Apalagi masyarakat pulau Kalimantan yang meliputi 3 negara, sudah seharusnya saling mengenal, karena adanya hubungan historis dan kekerabatan dari seluruh masyarakat yang mendiami.  
Sementara itu, Ketua Pesuruh Jaya Pengakap Negara Malaysia, Datok Haji Kaharuddin bin Mo`min, optimis” Kemah Budaya Serumpun menghasilkan pertemuan jati diri dari 3 bangsa serumpun. Sebab, kegiatan ini mempunyai azas yang kokoh dalam konsep, serta sistem KBS yang berazaskan budaya Melayu. Walaupun konsep Negara Malaysia berazaskan satu Malaysia, sesungguhnya konsep budaya Melayu adalah konsep yang menjadikan Bangsa Melayu itu disebut Budaya Serumpun,”akan melahirkan bangsa yang besar.
Sedangkan Ketua Pesuruh Jaya Pengakap Persekutuan Pengakap Negara Brunei Darussalam Haji Bandar bin Haji Ali meyakini,” Kemah Budaya Serumpun dapat menjadi wadah dan penghubung bagi generasi muda ketiga negara, untuk saling memahami sekaligus merajut keamanan kawasan yang kekal, sejalan dengan spirit ASEAN dan bangsa – bangsa di dunia.
Kemah Budaya Serumpun yang digelar di Kabupaten Sambas berlangsung selama sepekan, dengan jumlah peserta mencapai 2. 000 orang, 400 orang diantaranya peserta dari Malaysia dan Brunei. Adapun rangkaian kegiatan yang dikuti antara lain ; Temu Tokoh, Wisata Budaya, Apreasi Film, pentas Budaya, Workshop, Karnaval, Outbond serta Penghijauan. Terpilihnya Sambas sebagai tuan rumah berdasarkan hasil kesepakatan Kwarnas Pramuka dan Pengakap Malaysia serta Brunei. Selain dari Kalbar, juga ikut pramuka dari Jakarat dan Sumatra.
Sebelumnya kegiatan serupa digelar di Kabupaten Tanah Datar Sumbar 8/12 Juni 2010, dengan nama Jambore Budaya Serumpun I Indonesia – Malaysia. Kegiatan dipusatkan di Bumi Perkemahan Istano Basa Pagaruyung.
Kita berharap ajang KBS tidak hanya sebatas kegiatan biasa, namun dapat semakin mempererat hubungan antar negara serumpun, terutama Indonesia – Malaysia yang kerap bersitegang. Meminjam istilah pakar Ekowisata Fakultas Kehutana IPB DR. Ricky Avenzora, mengobati luka sosial, yang muncul pada masyarakat Indonesia atas perilaku segelintir masyarakat Malaysia, yang beberapa tahun belakangan bertingkah seperti kacang lupa kulitnya”.

0 comments:

Posting Komentar