Sabtu, 20 November 2010

KAPAL ASING MELARIKAN DIRI KE PERAIRAN MALAYSIA

Adanya informasi tentang aksi Illegal Fishing kapal nelayan asing di perairan selat Karimata Kabupaten Ketapang beberapa hari lalu, segera direspon pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kalbar. Informasi yang berasal dari radio komunikasi nelayan lokal tersebut, segera disampaikan ke Departemen Kelautan dan Perikanan. Dikonfirmasi` Rabu (10/11/10), Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalbar Gatot Rudiono menyatakan, pihak Departemen kelautan dan Perikanan telah menurunkan sejumlah kapal patroli, dan masih memburu kapal asing yang memasuki perairan Indonesia. Teridentifikasi sebanyak 10 unit kapal berbendera asing tersebut, dicurigai melakukan aksi illegal fishing dengan menggunakan kapal trowl. Namun, pihaknya belum dapat memberikan informasi lebih lanjut, karena masih menunggu laporan dari kapal patroli.  Begitu pula dengan asal kapal nelayan asing tersebut, karena tidak menutup kemungkinan menggunakan bendera negara lain. 
Sementara, untuk kapal nelayan asing yang beroperasi di perairan Tanjung Datuk, setelah dilakukan pengejaran ternyata menuju ke arah perbatasan Malaysia. Kondisi ini menyulitkan untuk melakukan pengejaran, karena telah berada di wilayah teritorial negara Malaysia.
Lebih lanjut, Gatot Rudiono mengungkapkan jika patroli di perairan merupakan kewenangan Departemen Kelautan dan Perikanan, sehingga setiap informasi illegal fishing harus dilaporkan. Total jumlah kapal patroli yang beoperasi di seluruh Indonesia baru 24 unit, dan 2 diantaranya dialokasikan untuk mengawasi perairan Kalbar. Hingga saat ini sebanyak 58 unit kapal nelayan asing berhasil terjaring karena melakukan aksi illegal fishing perairan kalbar, yang sebagian diantaranya diamankan di Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan Perikanan – PSDKP Pontianak. Namun, jika sewaktu- waktu ada laporan illegal fishing maka kapal tersebut langsung bergerak, tergantung situasi dan kodisi.  Dirinya menyatakan perairan selat Karimata merupakan kawasan laut yang kaya sumber ikan, sehingga menjadi target pencurian para nelayan asing yang umumnya berasal dari negara – negara Indochina.    

0 comments:

Posting Komentar