Pemerintah Provinsi Kalbar tetap mewaspadai penyebaran penyakit malaria, sebagai endemik penyakit tropis yang membahayakan. Melalui Global Fund for Aids, Tuberculosis and Malaria (GFATM) Dinas Kesehatan Kalbar menjalin kerjasama dengan sejumlah organisasi keagamaan lokal, untuk mencegah endemik malaria.
Ditemui Senin (31/05/10 )` Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Muhammad Shubuh, kerjasama telah ditandatangani sekitar 2 bulan lalu, antara lain dengan Ormas NU, Muhammadiyah serta A`isiyah. Agar pelaksanaan di lapangan tidak terjadi eksklusifisme dan hanya fokus pada komunitas masing – masing, maka kegitan sosial organisasi keagamaan dimonitor oleh Dinas Kesehatan setempat. Diharapkan kegiatan ini dapat tepat sasaran, dan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang faktor resiko dan kemungkinan penyebaran malaria di daerah masing – masing.
Lebih lanjut` Muhammad subuh menyebutkan dari 14 Kabupaten kota di Kalbar, hanya kota Pontianak yang masuk kategori hijau atau jumlah penderita kurang dari 1 per seribu penduduk. Sedangkan selebihnya masuk kategori rawan, sehingga perlu pengangan komprehensif yang melibatkan seluruh pihak, termasuk bantuan dari negara luar.
Terkait bantuan dari GFATM bagi penanggulangan Malaria di Kalbar, “Muhammad Shubuh menyebutkan hingga 5 tahun kedepan telah dianggarkan dana sebesar 12 juta Dolar AS. Namun` tidak seluruhnya berbentuk uang. Bantuan yang disalurkan dapat berupa obat – obatan, pembangunan laboratorium serta pengadaan peralatan medis.
Bantuan yang diberikan merupakan bentuk dukungan terhadap program pemerintah daerah, membebaskan Kalbar dari penyakit malaria pada tahun 2020 mendatang.
0 comments:
Posting Komentar