Sabtu, 08 Mei 2010

AWASI DAGING IMPOR DARI PENYAKIT HEWAN MENULAR

Penyelundupan daging sapi asal Serawak Malaysia, merupakan kasus tertinggi produk kehewanan ilegal yang memasuki pintu perbatasan darat Kalbar. Disamping` belum menjamin keamanan, kesehatan, keutuhan maupun kehalalan untuk dikonsumsi, daging impor tersebut juga berpotensi menjadi media penyakit hewan menular berbahaya. Apalagi` sebagian besar daging yang dimpor bukan daging sapi, “melainkan daging kerbau asal negara India.
Ditemui Jum`at (07/05/10), Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalbar Abdul Manaf Mustafa mengakui, adanya disparitas harga telah memicu tingginya penyelundupan daging asal Malaysia. “Dimana daging sapi lokal di pasaran dijual antara Rp. 65. 000 - 70. 000 per Kg, sedangkan daging impor asal Malaysia relatif murah berkisar Rp. 40. 000 per Kg. Melalui UU Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina dan PP Nomor 82 Tahun 2000, Pemerintah berupaya mengeliminir produk kehewanan mengandung penyakit berbahaya melalui perbatasan.
Disamping itu Pemerintah Daerah juga membentuk Tim Monitoring pada tahun 2004 lalu, untuk mengawasi arus lalu – lintas barang dan orang yang melalui pintu perbatasan. Kebijakan lain yang ditempuh adalah melarang impor daging yang berasal dari daerah atau wilayah yang sedang tertular penyakit hewan menular strategis, seperti daging asal Malaysia dan India.
Di bagian lain` Abdul Manaf menyebutkan jumlah personil dari seluruh instansi terkait untuk mengawasi arus lalu lintas barang dan orang di perbatasan, belum sebanding dengan luasnya wilayah perbatasan darat Kalbar – Serawak yang mencapai 900 Km serta memiliki 64 pintu masuk. Begitu pula garis pantai sepanjang 1. 500 Km, juga rentan terhadap masuknya penyakit hewan dan ternak melalui barang dan produk bawaan para nelayan asing.
Disamping memaksimalkan peran kelembagaan dan mengintensifkan pelaksanan regulasi yang ada, upaya yang kini giat dilakukan pemerintah adalah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang aspek higienis daging yang dikonsumsi, melalui penyuluhan yang melibatkan seluruh instansi terkait.

0 comments:

Posting Komentar