PONTIANAK. Masih rendahnya serapan produk lokal pada sejumlah pusat perbelanjaan di kota Pontianak, merupakan pekerjaan rumah bagi Dinas koperasi dan UMKM Kalbar. Padahal dari segi kualitas berbagai jenis produk lokal, terutama produk kerajinan tenun dan makanan “tidak kalah dibandingkan produk impor yang membanjiri pasaran lokal.
Ditemui seusai pembukaan Pameran Kalbar SME`sCO 2010 di Pontianak Convention Centre – PCC Rabu (07/03/10), Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kalbar Frans Suardi mengakui, disamping kemasan produk yang kurang menarik, faktor lain yang menyebabkan produk lokal kalah bersaing dari barang impor, khususnya asal negara China yakni minimnya ajang promosi.
Untuk itu` dirinya meminta 150-an kelompok UMKM yang mengikuti Pameran, mengoptimalkan ajang yang digelar sebagai sarana promosi berbagai produk barang maupun jasa unggulan. Dirinya menargetkan ajang Kalbar SME`sCO 2010, dapat mencapai transaksi perdagangan paling tidak sama seperti tahun lalu, yakni sebesar 1, 8 milyar rupiah.
Di tempat yang sama` Assisten Deputy Bidang Informasi dan Publikasi Kementerian Koperasi dan UMKM Emillia Suhaemi mengatakan, Pameran ini merupakan peluang bagi pelaku UMKM untuk menjual produk unggulan dan kualitas ekspor, sehingga dapat bersaing dengan produk asing merebut pangsa pasar regional dan nasional.
Lebih lanjut` Emillia Suhaemi mengatakan pelaku usaha mikro merupakan sektor perekonomian nasional, yang tidak terpengaruh kesepakatan perdagangan bebas Asean-China (CAFTA), sehingga dipastikan tetap eksis. Sekaligus memiliki peluang untuk menembus pangsa pasar luar negeri, jika potensi digarap secara optimal melalui promosi dagang.
Trend kembali ke produk natural
Sementara` Plt Sekda Kalbar MH. Munsin mengungkapkan trend masyarakat di negara – negara maju belakangan ini, untuk menggunakan produk alami merupakan peluang bagi pelaku usaha di Indonesia.
Kesadaran manusia yang tinggi terhadap hidup sehat, mulai menurunkan minat konsumen di Eropa dan Amerika terhadap penggunaan kemasan plastik, terutama pada makanan.
Dirinya mengatakan peluang produk usaha mikro untuk menembus pangsa pasar tersebut, dengan memanfaatkan momentum kembali ke produk alami. Apalagi produk makanan asal Indonesia atau Kalbar tidak kalah saing dari segi kelezatan rasa, tinggal meningkatkan promosi dagang serta menampilkan kemasan yang menarik.
Lebih lanjut` munsin mengatakan, selain murah dan mudah diperoleh, kemasan alami dapat di dekomposisi secara natural. berbeda dengan bahan plastik yang mempunyai sifat tidak dapat dihancurkan secara cepat dan alami, sehingga menyebabkan beban bagi lingkungan. Untuk itu` perlu pengembangan teknologi kemasan pangan masa depan yang bukan hanya sehat, tetapi menguntungkan dari aspek promosi dagang.
0 comments:
Posting Komentar