Pemerintah terus menggalakkan penggunaan pupuk organik, untuk peningkatan produktifitas berbagai komoditas pertanian dan perkebunan tanaman pangan. Terobosan Departemen Pertanian ini, untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia buatan, sekaligus mengurangi subsidi pupuk yang membebani anggaran belanja negara.
Ditemui di Balai Petitih Kantor Gubernur Senin (05/04/10), Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar Hazairin mengatakan, selain 5 kabupaten yang menjadi lumbung pangan, yakni Sambas, Landak, Pontianak, Ketapang dan Kubu Raya, program juga diarahkan pada sentra perkebunan sawit dan karet di belahan timur Kalbar.
Diakui biaya untuk memproduksi pupuk organik yang memanfaatkan kotoran ternak, limbah atau hasil sampingan komoditas tanaman relatif tinggi, yakni berkisar 350 juta rupiah per kelompok, dimana masing – masing kelompok terdiri dari 25 anggota.
Pemerintah menargetkan pada tahun 2010 terbentuk sebanyak 10 ribu kelompok tani, dengan usulan alokasi anngaran mencapai 3, 5 trilyun rupiah. Dirinya mengakui pupuk organik merupakan alternatif ideal pengembangan sektor pertanian di masa mendatang.
Selain jaminan ketersediaan bahan baku yang cukup, konversi juga upaya untuk mengatasi berbagai persoalan dalam pengadaan, distribusi hingga dampak lingkungan akibat pupuk kimia buatan.
Sementara itu` Kepala Dinas Perkebunan Kalbar Idwar hanis mengatakan, penggunaan pupuk non kimia telah lama diterapkan, oleh kelompok tani yang bergerak disektor perkebunan kelapa sawit maupun karet. Namun` hal itu tidak difasilitasi oleh pemerintah, melainkan oleh masing – masing kelompok di hampir semua kabupaten kota se Kalbar.
Lebih lanjut` Idwar Hanis menyebutkan pada tahun 2010 ini, dibangun 1 unit pabrik pembuatan pupuk an organik khusus komoditas lada di Kecamatan Balai Karangan Kabupaten Sanggau.
Proyek yang dibiayai melalui APBN tersebut, merupakan pilot project program konversi ke pupuk non kimia di Kalbar. Apalagi trend masyarakat Indonesia dan dunia belakangan, mulai memilh dan meprioritaskan hasil produk pertanian dan perkebunan yang tidak mengandung unsur kimiawi.
0 comments:
Posting Komentar