Selain masalah kelangkaan BBM, persoalan baru yang kini muncul selama proses konversi minyak tanah ke gas elpiji 3 kilogram adalah, kesulitan warga untuk mengakses lokasi pengisian ulang. Pasalnya lokasi pengisian ulang yang disediakan PT. Pertamina regional VI Kalbar jumlahnya masih terbatas, dan juga jauh dari pemukiman penduduk. Pada Rapat Kerja antara Komisi C DPRD Provinsi Kalbar, Dinas Pertambangan dan Energi serta 4 BUMN Selasa (02/02/10), legislator asal PDI-P Syafrani menyontohkan warga yang berdomisili di Kecamatan Toho dan Sadaniang Kabupaten Pontianak, harus menempuh jarak puluhan kilometer menuju lokasi pengisian ulang tabung gas elpiji di Kecamatan Sungai Pinyuh. Selain harus mengeluarkan ongkos transport, proses pengisian yang menyita waktu memaksa warga harus meninggalkan pekerjaan mereka. Untuk itu` dirinya meminta PT. Pertamina menyurvei ulang jumlah pelanggan gas elpiji, sekaligus memperbanyak lokasi pengisian ulang gas elpiji baru.
Menyikapi hal itu` Sales Area Manager Retail PT. Pertamina Regional VI Kalbar Ibnu Chouldun mengatakan, “ pola pendistribusian gas elpiji sama halnya dengan pendistribusian minyak tanah. Dari agen ke pangkalan, baru didistribusikan ke masyarakat. Dan semua agen maupun pangkalan gas elpiji saat ini, merupakan bekas agen dan pangkalan minyak tanah yang ada di daerah.
Lebih lanjut` Ibnu Chouldun mengatakan, setelah konversi tahap pertama di Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya dan Pontianak akhir tahun lalu, maka menyusul tahap kedua pertengahan tahun 2010. Kemudian tahap ketiga di dijadwakan pada akhir tahun. Ibnu Chouldun menegaskan kesuksesan proses konversi juga membutuhkan dukungan dari Pemerintah Daerah, terutama penyediaan sarana infrastruktur yang memadai.
0 comments:
Posting Komentar