Meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Kalbar, menuntut kesiapan daerah menyediakan jasa angkutan transportasi udara, terutama fasilitas bandara yang memadai. Meskipun pengembangan Bandara Supadio oleh PT. Angkasa Pura II Pontianak terus dilakukan, namun anggaran proyek masih memprioritaskan perluasan terminal penumpang, pembangunan terminal cargo serta pengadaan landasan pesawat baru, “belum menyentuh peningkatan apron pesawat. Hal tersebut dipertanyakan anggota Komisi C DPRD Kalbar Setyo Novanto dalam Rapat Kerja dengan 5 BUMN di gedung DPRD Senin (08/03/2010), menyikapi Grand Disain 2 tahapan pengembangan Bandara Supadio, yang belum memasukkan kebutuhan lahan parkir bagi pesawat. Padahal` jumlah maskapai penerbangan diprediksi terus meningkat, termasuk penambahan armada pesawat, “tentunya membutuhkan lahan parkir yang luas, khususnya untuk jenis pesawat berbadan lebar.
Menjawab hal tersebut` Kepala cabang PT. Angkasa Pura II Pontianak Priyono Wodjo mengatakan, ‘pengembangan aepron pesawat di bandara Supadio baru dilakukan pada tahun 2013 mendatang. Namun aepron yang ada saat ini masih memadai, dengan kapasitas 9 pesawat.
Menyangkut perkembangan Cargo di Bandara Supadio, Priyono Wodjo mengakui, belakangan ini pertumbuhannya begitu pesat, mencapai 21 ton per hari, terutama pengiriman produk pertanian dari Jawa Tengah dan Yogyakarta . Sementara jumlah penumpang rata – rata per hari mencapai 5. 000 orang, masing – masing 2. 500 penumpang untuk jadwal keberangkatan dan 2. 500 pada jadwal kedatangan. Kendati demikian pada tahun 2009, pemasukan PT. Angkas Pura II masih merugi sebesar 1. 2 Milyar, menyusul pengeluaran untuk pengembangan bandara Supadio. Sehingga masih membutuhkan subsidi silang, terutama dari PT. Angkasa Pura cabang Soekarno Hatta di Jakarta.
0 comments:
Posting Komentar