Senin, 25 Januari 2010

IDI RESPON POSITIF PENARIKAN SK THAMRIN USMAN


Ikatan Dokter Indonesia – IDI wilayah Kalbar` merespon positif keputusan Rektor Universitas Tanjungpura Chairil Effendi, untuk menarik SK pelantikan Thamrin Usman sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan - FKIK. Selain akomodatif, keputusan tersebut juga menghindari persoalan di internal FKIK, melebar dan menjadi polemik. Kepada wartawan Senin siang (25/01/2009)` Ketua Ikatan Dokter Indonesia – IDI wilayah Kalbar Muhammad Shubuh mengakui` idealnya jabatan Dekan Fakultas Kedokteran, dipimpin seorang yang memiliki disiplin ilmu kedokteran, karena keilmuwan yang spesifik. Apalagi Dekan` bukan saja mengurus manajemen pendidikan atau aspek manajerial semata, namun juga kurikulum pendidikan dokter dan pengangkatan sumpah. Artinya` untuk menjadi Dekan di Fakultas Kedokteran, pengalaman kerja dan syarat kepangkatan belumlah cukup, “ tanpa mempertimbangkan aspek profesi. Muhammad Shubuh menegaskan, “ hingga saat ini, belum ada seorang pun Dekan Fakultas Kedokteran di Indonesia, dijabat oleh seorang yang bukan berprofesi dokter.
Muhammad Shubuh mengatakan, “ berdasarkan informasi yang diperoleh, untuk sementara kekosongan jabatan Dekan di Fakultas Kedoteran, dijabat oleh seorang Pelaksana tugas – Plt. Sedangkan Rektor` tengah mencari calon pengganti, “sesuai keinginan dosen pengajar, terutama para dokter spesilais dari RSUD Soedarso. Menyangkut IDI` Muhammad Shubuh menegaskan` tidak berwenang masuk dalam persolan tersebut, karena sebagai organisasi profesi, IDI hanya mengurusi pengembangan dan pembinaan profesi kedokteran, bukan dunia pendidikan.

Pencabutan SK dinilai tidak profesional
Di tempat terpisah` anggota Komisi D DPRD Provinsi Kalbar` Martinus Sudarno menyatakan, “ Keputusan rektor universitas tanjungpura untuk menarik kembali, SK pengangkatan Thamrin Usman sebagai dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan FKIK merupakan tindakan bijak. Di samping mengakamodir aspirasi para dokter spesialis dari RSUD Soedarso, yang menolak jabatan dekan dipimpin akademisi non kedokteran, “suasana di kampus kembali kondusif dan aktifitas perkuliahan berjalan normal. Namun` Keputusan rektor untuk mengembalikan lagi Thamrin Usman sebagai dekan Fakultas MIPA, dinilai Sudarno sebagai tindakan gegabah, “sangat tidak etis dan kurang profesional. Bahkan` tidak menutup kemungkinan memicu konflik baru, yang justru lebih besar daripada reaksi di Fakultas Kedokteran. Lebih jauh` tindakan tersebut juga merusak citra Thamrin usman, baik sebagai seorang akademisi maupun figur di masyarakat. Martin sudarno mengatakan, “insiden di FKIK, merupakan pelajaran berharga bagi pimpinan Universitas Tanjungpura di masa mendatang. Jangan menetapkan suatu kebijakan hanya dari tinjauan legalitas formal, namun juga harus mempertimbangkan aspek sosial lainnya.






0 comments:

Posting Komentar