Selasa, 26 Januari 2010

KALBAR RAIH PREDIKAT BEBAS FLU BURUNG

Keberhasilan Provinsi Kalbar meraih predikat daerah bebas penyakit flu burung atau H5N1, selain kesungguhan dalam melaksanakan program di lapangan dan konsistensi kebijakan. Juga komitmen dari kepemimpinan di level tertinggi yang berhasil mengajak partisipasi aktif masyarakat, mengatasi pandemik mematikan ini. Pengakuan ini disampaikan oleh Ketua Komnas Flu Burung dan Pandemi Bayu Krishnamurti, dalam acara Pengukuhan Pengurus Asosiasi Agribisnis perunggasan – AAP dan Deklarasi Kalbar bebas Flu Burung di Kapuas Palace Senin malam (25/01/2009)”.Dirinya meminta keberhasilan ini kembali dipraktekkan  Pemerintah Kalbar, dengan membebaskan daerah dari wabah penyakit rabies. Apalagi dari semua penyakit menular yang menyerang dan membunuh manusia, 60 % berasal dari hewan, diantaranya HIV, Anthrax, ebola serta H1N1.
Sedangkan gubernur Kalbar Cornelis MH dalam sambutannya mengatakan, “ keberhasilan meraih prestasi sertifikasi bebas flu burung, jangan sampai membuat terlena dan lupa diri. Sebab letak geografis Kalbar yang berhubungan langsung dengan negara tetangga, serta memiliki jalur laut, “sangat rentan terhadap penyebaran endemi flu burung. Untuk itu` dirinya meminta seluruh instasi terkait dan setiap pemerintah kabupaten Kota, memprioritaskan penanganan virus dari hewan di daerah masing – masing, dengan menganggarkan dana melalui APBD.
Sementara itu` kepada Asosiasi Agrobisnis Perunggasan – AAP Cornelis MH meminta struktur kepengurusan yang baru dikukuhkan, jangan sekedar seremonial belaka, namun dapat ditindaklanjuti dengan mendukung program pemerintah Daerah. Bukan saja memenuhi kebutuhan konsumsi daging unggas, namun juga memproduksi daging unggas yang layak konsumsi, “sesuai yang dipersyaratkan Dinas Kehewanan dan Peternakan.

JAGUNG DAN KEDELAI KOMODITAS STRATEGIS
Di bagian lain` Menteri Pertanian Suswono menegaskan, “keberhasilan Provinsi Kalbar mencapai daerah surplus beras, merupakan suatu prestasi yang mendukung ketahanan pangan nasional. Namun` kedepan diharapkan Kalbar tidak hanya mampu mencukupi kebutuhan pangan dari beras, tetapi memiliki cadangan pangan dari sumber karbohidrat lain. Apalagi perubahan iklim di masa mendatang merupakan suatu ancaman atau suatu kendala, dalam pemenuhan kebutuhan pangan di setiap daerah.
Terkait` potensi tanaman pangan selain padi yang dapat dikembangkan di Kalbar, dirnya menjelaskan, “harus dinventarisir terlebih dahulu, dengan menyesuaikan spesikasi masing – masing daerah. Namun` jagung dan kedelai` merupakan komoditas strategis, yang menjadi prioritas Departemen pertanian, untuk memenuhi kebutuhan pangan dan meningkatkan perekonomian nasional.
Departemen Pertanian melalui riset telah menciptakan varietas baru, berupa benih maupun bibit tanaman pangan yang adaptif terhadap perubahan iklim. Diantaranya benih dengan jenis infari dan infara yang telah diluncurkan beberapa waktu lalu, kendati pada areal yang minim pengairan, namun dapat tumbuh dan menghasilkan padi yang cukup optimal. Disinggung mengenai target swasempada pangan nasional` tahun 2014 Suswono mengakui, “membutuhkan anggaran yang cukup besar dan belum terakomodir dalam APBN Murni 2010. Kendati enggan menyebutkan besaran anggaran, dirinya mengharapkan dalam APBN Perubahan nanti, ada tambahan dana untuk mendukung swasembada pangan.

0 comments:

Posting Komentar