Jumat, 22 Januari 2010

DOKTER TETAP INGINKAN DOKTER

42 dokter spesialis dari RSUD Soedarso Pontianak yang mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, tetap menghendaki Dekan Fakultas Kedokteran dijabat oleh seorang yang memiliki latar belakang ilmu kedokteran. Untuk itu` mereka meminta Rektor Universitas Tanjungpura segera mengganti Thamrin Usman yang dilantik Rabu lalu, karena dinilai tidak berkompeten di bidang kedokteran. Amanat tersebut merupakan salah satu pointer yang disampaikan` Ketua Jurusan dan Program Studi Kedokteran Universitas Tanjungpura Prof. DR. dr Wahyuning Ramelan kepada wartawan di ruang kerjanya Kamis siang (21/01/2010). Dirinya mengakui jika sebagian besar para dokter spesialis yang menjadi dosen tidak tetap di kampus termuda di Untan ini, menyatakan kecewa atas keputusan rektor yang dinilai tidak akomodatif. Mereka menghendaki Rektor mendatangkan Dokter dari Universitas Indonesia, jika memang para dokter yang menjadi dosen di Fakultas Kedokteran belum ada yang memenuhi persyaratan untuk menjadi dekan. Poin lain yang diungkapkan Wahyuning menyangkut Keputusan Hasil Rapat Komite medik yang digelar Kamis pagi` yakni para dokter spesialis mengamanatkan dirinya dan Kepala RSUD Soedarso dr. Gede Sanjaya untuk menjadi mediator.
Wahyuning Ramelan mengakui, “ aksi boikot telah dilakukan sebagian kecil mahasiswa yang menolak kepemimpinan Thamrin Usman, dengan absen mengikuti perkuliahan. Namun secara umum` aktifitas belajar mengajar di kampus berjalan seperti biasa, kendati pro dan kontra masih menghagan di kalangan dosen dan mahasiswa. Sedangkan` Thamrin Usman kemarin pagi telah memasuki Ruang Kerjanya di Fakultas Kedokteran, namun belum terlihat melakukan aktifitas.

KISRUH AKIBAT KURANG KOMUNIKASI
Komunikasi yang tersumbat adalah alasan yang disampaikan Rektor Universitas Tanjungpura Pontianak Chairil Effendi` terkait aksi penolakan para dokter spesialis RSUD Soedarso yang mengajar di Fakultas Kedokteran, terhadap pelantikan Thamrin Usman sebagai dekan. Dirinya enggan membahas tentang rumor yang beredar jika penolakan tersebut, lebih disebabkan arogansi dari figur Thamrin Usman, di Fakultas MIPA selama ini. Namun` dirinya menghendaki ancaman aksi boikot para dokter spesialis untuk mengajar di kampus tidak terjadi, karena bukan saja merusak citra fakultas kedokteran dan Lembaga Perguruan Tinggi,” namun juga mengorbankan kepentingan para mahasiswa. Chairil Effendi menegaskan` jika persoalan yang menjadi polemik ini disebabkan kekeliruan dan kesalahan dirinya dalam mengambil kebijakan” dirinya menyatakan permintaan maaf. Di bagian lain` Chairil Effendi menegaskan` pelantikan Thamrin Usman sebagai dekan Fakultas Kedokteran telah memenuhi persyaratan, baik dari struktur Kepangkatan maupun kualifikasi keilmuan. Apalagi sebelum dilantik dirinya telah berkonsultasi dengan Direktorat Jendral Perguruan Tinggi, sehingga secara yuridis dinyatakan tidak menyalahi aturan. Namun` dirinya tetap menampung aspirasi yang disampaikan para dokter spesialis, untuk menentukan putusan selanjutnya apakah Thamrin usman tetap menjadi dekan atau tidak. Kendati demikian Chairil Effendi berharap` penggantian jabatan dekan tidak terjadi dan aktifitas di kampus dapat kembali normal.

JAMIN TIDAK ADA AKSI BOIKOT
Sementara itu` Kepala RSUD Soedarso Gede Sanjaya menjamin, “aksi boikot mengajar di fakultas kedokteran universitas tanjungpura tidak terjadi. Dirinya berjanji bakal memberi pengertian kepada mereka, jika hal tersebut berdampak buruk bagi proses belajar mengajar di kampus. Dirinya mengatakan saat ini` tengah berupaya mendinginkan suasana dan meredakan emosional sebagian ahli medis di rumah sakit milik provinsi ini. Namun` Gede Sanjaya enggan berkomentar menyangkut hasil Rapat Komite Medik yang digelar, jika para dokter spesialis tetap bertahan dan menghendaki dekan Fakultas Kedokteran dijabat seorang berlatang belakang ilmu kedokteran. Termasuk usulan mengambil dokter dari Universitas Indonesia sebagai pembina, menjadi dekan Fakultas Kedokteran. Dirinya menyerahkan sepenuhnya hal tersebut pada rektor, dan tidak ingin mencampuri yang bukan kewenangannya.

SELESAIKAN KISRUH SECEPATNYA
Di lain pihak` Kepala Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Kalbar` Alexius Akim meminta, “kemelut di Fakultas Kedokteran segera berakhir. Karena jika kondisi ini terus berlarut, tentunya dapat menggangu kegiatan akademik para mahasiswa di kampus. Apalagi jika ancaman boikot para dokter spesialis untuk mengajar dilakukan, maka bakal berpengaruh terhadap citra lembaga perguruan tinggi. Dirinya menegaskan tidak berwenang mencampuri kemelut di internal Fakultas Kedokteran, karena perguruan memiliki otoritas dan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi. Namun` secara pribadi dirinya dapat menerima dan memahami kebijakan yang diambil rektor, karena dari segi SDM seluruh dosen yang mengajar saat ini belum memenuhi persyaratan untuk menjadi dekan.
Di singgung mengenai` aksi demo para dokter spesialis dari rsud soedarso rabu lalu, alexius akim enggan berkomentar“. Dirinya mengatakan, “ jika memang ada ganjalan menyangkut putusan pengangkatan Thamrin Usman sebagai dekan, sebaiknya dibicarakan dalam pertemuan dan dibahas secara kekeluargaan.

0 comments:

Posting Komentar