Selasa, 10 November 2009

WASPADAI VIRUS H5NI MELALUI BORDER

Kendati secara umum provinsi Kalbar relatif aman dari penyebaran flu burung atau H5N1. Namun` pengawasan ketat terhadap lalu – lintas perdagangan, terutama daging sapi dan unggas tetap harus dilakukan instansi terkait. Mengingat wilayah Kalbar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia, dan memiliki sejumlah pintu masuk yang menjadi jalur perdagangan antar negara. Demikian uraian Staf Ahli Bidang Pengembangan Program Multikulturalisme Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat – Menkokesra Risman Musa, dalam Workshop mengenai penanganan pandemik flu burung di Hotel Mercure Selasa siang (10/11/2009. Dirinya menyebutkan sejumlah border di wilayah Kalbar, berpotensi menjadi pintu masuk penyebaran avian influenza. Namun` bukan langsung dari negara Malaysia, tapi datang negara Thailand. Dikhawatirkan terjadinya penyebaran ke semenanjung Malaysia, yang kemudian menyeberang negara bagian Serawak.
Risman Musa mengungkapkan pemerintah pusat kini tengah membenahi semua lini koordinasi dan kerjasama integral antara Departemen terkait, agar perang terhadap avian influenza berjalan optimal. Sekaligus juga untuk meyakinkan dunia internasional, menyangkut kesungguhan Indonesia dalam menangani flu burung, yang kemudian bermuara pada kucuran bantuan internasional. Di samping itu` yang tak kalah penting adalah, kampanye dan penyampaian informasi yang tepat. Khususnya media massa` jangan hanya gencar menyampaikan laporan dan data korban penderita saja, namun kurang dalam menginformasikan cara pencegahan dan penanganan yang tepat bagi masyarakat.

Waspada Kombinasi H1ni – H5n1
Di bagian lain` Risman Musa menegaskan, “Pemerintah terus mengingatkan masyarakat agar selalu waspada, terhadap penyebaran virus H5N1 atau flu burung, terutama menjelang akhir tahun. Sebab, kondisi udara pada musim hujan sangat cocok sebagai media penyebaran virus flu, termasuk penyebaran virus H1N1 atau flu babi. Bahkan yang sangat dikhawatirkan adalah kombinasi dari kedua virus tersebut, menyerang pada satu individu. Jika penularan virus H1N1, terjadi pada individu yang pernah menderita flu burung, maka dapat mengakibattkan infeksi yang sangat parah. Selain itu` virus tersebut juga jauh lebih mematikan. Dirinya mengatakan “Jika kedua jenis virus, yakni ; virus H1N1 dan H5N1 menyerang individu yang sama, maka keduanya dapat bermutasi dan membentuk virus baru yang lebih berbahaya serta lebih mudah menular antarmanusia.
Risman Musa menjelaskan antisipasi terhadap kemungkinan dan kombinasi dan mutasi genetik virus H1N1 dan H5N1 tetap harus dilakukan, namun bukan dengan bentuk mengisolasi satu daerah, kota, atau kawasan pemukiman. Tetapi masyarakat dan pemerintah harus dapat saling bersinergi, melaui penyebaran informasi tentang langkah yang harus ditempuh. Masyarakat diminta untuk lebih memperhatikan gejala flu yang menyerang, dengan merujuk langsung pada pusat kesehatan maupun praktik medis terdekat. Masyarakat harus lebih teliti jika ingin mengkonsumsi daging hewan yang menjadi media virus, serta menghindari adanya kontak dengan individu yang positif terinfeksi virus H1N1 dan H5N1. Di samping langkah antisipatif, hal ini dinilai Risman Musa sebagai tindakan kuratif paling tepat untuk dilakukan.

0 comments:

Posting Komentar