Selasa, 13 Oktober 2009

BUDAYA LOKAL BENTENG DAMPAK SIARAN TV

Kearifan budaya lokal dapat dijadikan tameng, untuk mencegah pengaruh negatif dari berbagai tayangan stasiun televisi nasional, yang belakangan mulai meresahkan. Terutama` tayangan film maupun hiburan yang mengandung unsur pornografi, maupun iklan opera sabun yang selalu memamerkan unsur sensualitas. Termasuk materi pemberitaan di sejumlah stasiun TV swasta yang terkadang memprovokasi massa dan membohongi publik, sehingga terkesan mengabaikan kode etik jurnalistik. Sorotan terhadap materi siaran stasiun TV nasional tersebut, disampaikan rohaniawan Katolik William Chang`, dalam workshop yang digelar Komisi Penyiaran Indonesia Daerah – KPID Kalbar Selasa pagi (13/10/2009). Untuk itu` selain mengefektifkan lembaga yang ada seperti KPI dan Lembaga Sensor Film – LSF, mayarakat umum juga dapat membentengi diri dari berbagai tayangan negatif siaran televisi, dengan menonjolkan kearifan yang terkandung di dalam budaya daerah.
Pastor William Chang mengatakan aksi kepedulian ini dapat diawali oleh para tokoh agama, pemuka masyarakat dan sesepuh adat, dengan membentuk suatu kelompok khusus. Kemudian teamwork ini` memilah dan memilih nilai – nilai positif yang terkandung dalam tradisi dan budaya lokal` terutama yang menyangkut unsur pendidikan, adab dan faham religius yang berlaku di tengah masyarakat. Selanjutnya dipublikasikan secara bertahap dan kontinyu, dengan menggunakan media itu sendiri, khususnya audio visual. Selain memperkokoh kelestarian budaya, tampilnya nilai – nilai kedaerahan yang positif di media penyiaran TV, menurut William Chang`, tentu menjadi channel alternatif bagi para pemirsa sekaligus mereduksi tayangan negatif yang mulai dominan.



0 comments:

Posting Komentar