Sabtu, 31 Maret 2012

Morkes lolos survei awal sebagai balon gubernur Kalbar

Langkah Ketua DPD Partai Golkar Kalbar, Morkes Effendi semakin mantap, untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Kalbar tahun 2012 menggunakan perahu berlambang pohon beringin tersebut. Sebab, mantan bupati Ketapang ini berhasil lolos dalam survei tahap awal beberapa waktu lalu.

Hal itu diungkapkan Ketua Balitbang DPP Partai Golkar Indra J. Piliang di Gedung Zamrud Khatulistiwa Jum`at (30/03/12).

Meskipun dirinya tidak menampik keunggulan popularitas incumbent Cornelis MH, namun peluang Morkes menurut Survei cukup positif. Apalagi dengan berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh Morkes selama ini, kian mengangkat citra dan popularitasnya di masyarakat.

Kendati demikian, hasil akhir tetap masih menuggu survei tahap kedua yang dijadwalkan April mendatang. Survei kedua dimaksudkan untuk lebih meyakinkan DPP bahwa Morkes memang berpeluang besar untuk memenangi Pemilihan Gubernur Kalbar.

Semuanya mengacu Juklak Nomor 13 Tahun 2011 yang mengatur tentang mekanisme pemenangan dalam Pemilihan Kepala Daerah. Indra menambahkan, tolak ukur pasangan calon yang diusung Golkar memang hasil survei yang memperhatikan tingkat elektibilitas serta aspirasi masyarakat.

Jadi hasil survei bukanlah indikator mutlak. Dirinya menyontohkan ada 2 figur yang berniat menggunakan perahu Golkar dalam suatu Pemilihan Kepala daerah, 1 kader partai dan satu lagi dari luar partai.




Jika hasil survei menunjukkan calon luar partai hanya unggul tipis, maka Golkar tetap mengusung kadernya yang maju sebagai nomor 1.

Sedangkan untuk calon wakil gubernur, maka Golkar memberikan kesempatan kepada calon gubernur untuk memilih pasangan yang dinilai cocok.

Tentunya setiap pasangan calon yang diusung Golkar maju dalam Pemilihan Kepala Daerah, termasuk bagian dari strategi partai menyongsong Pemiu Legislatif 2014 mendatang. Dimana kader yang diusung bukan hanya untuk menduduki kursi pejabat publik, melainkan memperkuat posisi partai di daerah.

Karena berdasarkan pengalaman, sejumlah calon yang menggunakan perahu Golkar, justru hijrah ke partai lain setelah menduduki kursi Kepala daerah. Untuk menghindari kejadian tersebut terulang, maka Golkar mempersyaratkan secara ketat figur yang diusung, dengan menekankan kesiapan mental, spiritual dan tak kalah pentingnya aspek finansial.

Sebab, proses Pemilukada membutuhkan biaya yang mahal. Meskipun DPP juga mengucurkan bantuan, namun nilainya relatif kecil, sehingga sebagian besar ditanggung oleh masing – masing pasangan calon.

0 comments:

Posting Komentar