Jumat, 03 Juni 2011

PASANGAN S3 GELAR DOA BERSAMA DI HARI KAMPANYE AKBAR

Pasangan Calon Bupati Landak Periode 2011-2016 dari nomor urut 3 Suprianto-Sujarni Aloy, mengklaim telah melakukan pembelajaran politik pada pemilukada Landak. Keputusan untuk meniadakan Kampanye Akbar di lapangan terbuka hari Jum`at,03/06/11, dan menggantinya dengan doa bersama merupakan suatu hal yang unik dan menimbulkan kesan tersendiri bagi seluruh masyarakat Landak.
Dihubungi via ponsel Kamis (02/06/11), Suprianto menjelaskan pembatalan Kampanye Akbar di lapangan terbuka dilakukan dengan berbagai pertimbangan, diantaranya efisiensi anggaran dan juga alasan keamanan. Sebagai gantinya, pasangan S3 melakukan sesuatu kegiatan yang tak kalah penting, bahkan fenomenal yakni doa bersama dengan mengajak seluruh kader, simpatisan maupun masyarakat umum. Doa dipanjatkan pada Tuhan YME sesuai agama dan kepercayaaan masing-masing, demi kemajuan masyarakat dan daerah Landak.
Menurut Suprianto, hal ini merupakan terobosan yang dilakukan pasangan S3 sekaligus menjadi pembelajaran politik bagi masyarakat Landak, Kalbar maupun Indonesia. Bahwa pesta demokrasi bukan gelanggang untuk mengerahkan massa, menonjolkan simbol partai, membangkitkan fanatisme golongan atau menghamburkan anggaran, tetapi bagaimana membangun dan membangkitakan nilai-nilai relijius dari seluruh elemen masyarakat bagi kemajuan bersama.
Ajang Pemilukada jangan hanya melahirkan kemenangan bersifat fisik berupa pasangan calon peraih suara terbanyak, tapi sejatinya juga menciptakan kemenangan batiniah bagi masyarakat yakni keamanan, kedamaian dan cinta kasih yang terjalin antara semua elemen tanpa terkecuali. Karena Itulah sebenarnya esensi dari suatu demokrasi !
Secara khusus Suprianto meminta maaf pada seluruh kader dan masyarakat, karena tidak dapat menggelar pentas musik dengan memboyong artis. Pasangan S3 memilih untuk mengadakan ibadah doa daripada menghambur-hamburkan uang, demi menggelar suatu acara yang kurang begitu bermanfaat bagi masyarakat, terkecuali, sekadar hiburan. Apalagi konsentrasi massa dalam jumlah besar pada suatu titik cukup rawan terjadinya gesekan, khususnya dengan pendukung 2 pasangan calon lainnya. Selain itu, kampanye terbuka dengan jumlah massa yang besar, bukan menjadi indikator kemenangan dalam pasangan calon dalam pemilukada.      


0 comments:

Posting Komentar