Pontianak. Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) mengajak media cetak maupun elektronik, berpartisipasi aktif dalam sosialisasi program konversi BBM ke gas elpiji 3 kilogram. Mengingat media berperan penting dalam mengedukasi masyarakat menyangkut kebijakan pemerintah, untuk menghemat pemakain BBM melalui program konversi. Apalagi, media mempunyai jaringan hingga ke pelosok daerah, sehingga sangat efektif dalam memberikan pemahaman yang benar dalam tahapan konversi.
Dalam Jumpa pers Senin (30/05/11), anggota LPDS Lucas Luwarso mengatakan, program konversi tidak boleh terhenti di tengah jalan, meskipun dalam implementasinya masih menemui banyak kelemahan. Terbukti tahun 2010 lalu program konversi telah berhasil menghemat anggaran untuk subsidi mencapai 60 trilyun rupiah. Apalagi sebenarnya, Indonesia termasuk negara yang terlambat di dunia, dalam mengalihkan pemakaian BBM ke gas.
Dirinya juga meminta kalangan media bersikap adil dalam pemberitaan, menyangkut program konversi di daerah. Jangan hanya memberitakan insiden ledakan tabung gas, tapi tidak menyertakan faktor penyebabnya yang sebagian besar justru akibat kelalaian manusia. Meskipun diakui dalam pembagian kompor dan tabung gas elpiji gratis pada RTS, memang ditemukan adanya regulator dan asesoris yang tidak sesuai Standar Nasional Indonesia-SNI. Namun, bukan berarti semua kasus kecelakaan tabung gas diakibatkan oleh hal tersebut, dan tanggungajawab sepenuhnya harus dipikul pihak Pertamina.
Sementara itu, Instruktur LPDS Ridwan Nyak Baik, mengakui, pasca pergantian pucuk pimpinan RI, perhatian pemerintah pusat terhadap program konversi sedikit berkurang. Berbeda, ketika Yusuf Kalla masih menjabat sebagai Wakil Presiden, dimana program konversi diawasi secara ketat dan mendapat monitoring langsung. Kini, ketika jabatan Wakil Presiden beralih ke Boediono, pelaksanaan program konversi memang kurang begitu mendapat pengawalan dan terkesan Pertamina berjalan sendiri. Tapi, itu bukan berarti program harus terhenti, mengingat hal itu merupakan tanggungjawab semua pihak.
Ditambahkan, Nyak Baik LPDS sengaja menggelar Diskusi Publik di Kota Pontianak, untuk mengetahui implementasi program konversi BBM minyak tanah ke gas elpiji 3 kilogram di Kalbar. Diskusi yang digelar Selasa (31/05/11), selain menghadirkan pembicara dari akademisi Universitas Tanjungpura, awak media dan legislator DPRD Kalbar, LPDS juga mengundang tokoh masyarakat dan sejumlah perwakilan dari organisasi kemasyarakatan lokal.
0 comments:
Posting Komentar