Kamis, 05 Mei 2011

Ketahanan Koperasi Hadapi Badai Krisis

Wakil Ketua Umum Dekopin, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan, bahwa komitmen pemerintah untuk mengembangkan koperasi masih lemah. Padahal, koperasi memiliki ketahanan yang tinggi. Terbukti ketika Indonesia mengalami krisis hutang/debt Crisis yang menyebabkan banyak pengusaha besar tumbang, justru koperasi tetap bertahan. Hal itu diungkapkan Khofifah, saat ditemui seusai membuka Musda Dekopinwil Kalbar Rabu (04/05/11). Bahkan, presiden SBY sendiri mengakui disamping aspek ketahanan, koperasi  dan UKM dianggap menjadi bagian yang cukup signifikan mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran. 
Tapi anehnya, pada rincian angaran/breakdown budget untuk koperasi terbilang kecil. Untuk mengcover koperasi aktif di Indonesia yang mencapai 167. 000 unit (berdasarkan data dari 19 April 2011), anggaran Kementrian Koperasi sekitar Rp. 900 milyar. Menurutnya angka tersebut tergolong kecil, karena total APBN Tahun 2011 mencapai 1.136 trilyun. Hal ini berarti perlu ada implementasi dari komitmen presiden pada Menteri Keuangan soal anggaran, tingkat makro di Menteri Ekuin dan menyangkut perencanaan di Bappenas.
Khofifah menyatakan dalam berbagai even sering menyampaikan adanya Tap MPR, yang seharusnya menjadi dasar bagi pemerintah untuk mengembangkan koperasi, yakni Tap 16 Tahun 1998 Tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka Demokrasi Ekonomi. Di dalam Tap itu secara eksplisit menyebutkan bahwa pemerintah wajib memberikan keberpihakan terhadap pelaku koperasi dan UKM. Sehingga diperlukan adanya proses pertemuan pemikiran/meeting of mind antara Menkeu, Menko Ekuin dan Bappenas agar dapat sinergis. Sebab selama ini yang dilihat hanya di tingkat makronya saja, sedangkan pada tataran mikronya dianggap tidak signifikan.
Jika dibandingkan dengan negara tetangga nyata terlihat bagaimana adanya komitmen yang seirus dari pemerintahnya, untuk melindungi dan mengembangkan koperasi. Misalnya di Swedia, Swis dan Norwegia atau SSN, dimana ketiga negara ini mampu memagari sehingga produk luar tidak manguasai pasar domestik mereka.  Karena ada komitmen untuk melindungi para pelanggan koperasi/customer cooperatif yang dibangun aliansi ketiga negara tersebut.

0 comments:

Posting Komentar