Sabtu, 16 April 2011

DKP INTENSIF ATASI PENYAKIT IKAN

PONTIANAK. Dinas Kelautan dan Perikanan/ DKP Provinsi Kalbar mengoptimalkan penyuluhan dan penanganan penyakit ikan di kawasan budidaya, baik budidaya air tawar, air payau maupun air asin. Bahkan, mengawasi secara ketat peredaran obat ikan dan bahan kimia ilegal, yakni bahan kimia yang tidak diregistrasi oleh pihak distributor ke instansi terkait. Dihubungi Senin (11/04/11), Kepala Bidang Perikanan Budidaya DKP Kalbar Anang Ikhsan Nafiri mengungkapkan, pihaknya selalu memonitor pertumbuhan dan perkembangan serangan penyakit ikan di sentra kawasan budidaya ikan. Untuk budidaya udang tambak serangan virus TSP dan sindrom mio menjadi prioritas untuk ditangani, serta bakteri aeromonas yang rutin menyerang ikan air tawar. Tindakan preventif lebih dikedepankan, mengingat proses penyembuhan ikan sangat sulit ketika telah terserang bakteri tersebut. Antara lain memilih benih yang bebas virus maupun bakteri serta melakukan vaksinasi pada benih.
Sementara itu, Kepala DKP Provinsi Kalbar Gatot Rudiono mengatakan, ”  pangsa pasar ikan laut di Kalbar cukup menjanjikan, yang dapat terdeteksi dengan tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap produk ikan segar. Khususnya di Kota Pontianak yang mencapai 28 Kg per kapita per tahun.
Lebih lanjut, Gatot Rudiono mengungkapkan, ”peluang ekspor sebenarnya sangat terbuka bagi nelayan Kalbar, baik pasar wilayah Asia Timur, Eropa maupun Amerika. Namun, konsumen luar negeri lebih menyukai produk ikan segar, bukan ikan olahan, sehingga harus diproduksi menjadi ikan beku. Untuk itu, salah satu yang dipersyaratkan pemerintah dalam pengembangan pelabuhan perikanan kedepan adalah, adanya pabrik es batu untuk pendingin ikan dan Cold storage atau gudang penampungan dan penyimpanan ikan segar.   

0 comments:

Posting Komentar