Sabtu, 22 Januari 2011

GAKESLAB USUNG PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN MEDIK

PONTIANAK. Ketua Umum Gakeslab Ahmad Rudiat menyatakan, ”komunitas pengusaha yang tergabung dalam Gakeslab, telah komit untuk menyelaraskan langkah dengan visi misi pemerintah. Yakni peningkatan pelayanan medik bagi masyarakat, menuju indonesia sehat. Pernyataan tersebut disampaikan Ahmad Rudiat saat memberikan Kata Sambutan, dalam Munas V Gakeslab di Kapuas Palace Selasa (19/01/11). Sehingga, salah satu agenda pembahasan dalam Munas Gakeslab V di Kota Pontianak adalah, menyusun program untuk peningkatan pelayanan medik bagi masyarakat di kawasan perbatasan. Disamping itu, Munas juga harus menjadi momen bagi seluruh anggota, untuk meningkatkan mutu pelayanan gakeslab secara keseluruhan. Sekaligus menyerap aspirasi yang berkembang dalam skala nasional, dan kemudian diimplementasikan melalui kebijakan lokal.  
Sementara itu gubernur Kalbar dalam pidato tertulis yang disampaikan Sekretaris Daerah M. Zeet Hamdy Assovie mengatakan, ” bahwa era globalisasi menuntut semua pelaku usaha, termasuk perusahaan alat – alat kesehatan dan laboratorium bekerja keras memenangkan persaingan, sehingga tetap eksis terhadap permintaan pasar. Tantangan yang sudah jelas dihadapi bangsa Indonesia adalah liberalisasi perdagangan di kawasan ASEAN, yang dimulai melalui FTA (Free Trade Area) pada tahun 2003 lalu, kemudian tahun 2010 untuk negara – negara di kawasam Asia Pasifik dan selanjutnya di tahun 2010 untuk negara – negara yang tergabung dalam WTO - World Trade Organization.
Persoalan mendasar di era perdagangan bebas adalah bagaimana memanfaatkan pedagangan bebas untuk mendapatkan keuntungan maksimal, dan mengurangi dampak yang merugikan. Masalah tersebut hanya dapat dijawab, melalui peningkatan daya saing yang bersumber dari peningkatan efisiensi dan produktifitas. Globalisasi yang terjadi telah mengakibatkan batas pasar internasional dan domestik menjadi sangat tipis, dan kemampuan memenangkan persaingan di pasar harus dibangun melalui kemampuan menghasilkan produk yang berkualitas melalui kreatifitas, teknologi dan inovasi yang berkelanjutan. Tantangan cukup berat yang dihadapi adalah berlakunya ACFTA – Asean China Free Trade Agreement sejak 1 Januari 2010. Walaupun dampak yang signifikan belum dirasakan di Kalbar, namun bila sejak dini tidak segera mempersiapkan diri dengan meningkatkan daya saing, baik yang terkait dengan mutu produk maupun strategi pemasaran, maka produk lokal sulit untuk tumbuh dan berkembang. Sehingga produsen maupun pelaku usaha lokal, semakin terpuruk menghadapi kondisi tersebut.
Di sisi lain, trend positif pertumbuhan ekonomi Kalbar selama 2 tahun belakangan, yakni 4, 7 % di tahun 2009 (di atas pertumbuhan ekonomi nasional) dan 5, 5 % - 6 % di tahun 2010, sebenarnya membuka peluang bagi pelaku usaha, termasuk Gakeslab untuk memasarkan berbagai jenis produk dan jasa di bidang kesehatan. Selain membantu Pemerintah Daerah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, berkembangnya kegiatan usaha kesehatan juga turut menjaga stabilitas ekonomi daerah. Namun, dalam pemasaran berbagai produk, untuk turut menggalakkaan produk dalam negeri. Sehingga produk dometik semakin kuat dan berdaya saing yang tinggi. Tentunya, semua produk kesehatan yang dipasarkan harus memenuhi Standar Nasional Internasional – SNI dan terkalibrasi.  

Secara khusus M. Zeet Hamdy Assovie  mengajak partisipasi aktif Gakeslab, dalam peningkatan kesehatan masyarakat, khususnya yang berada di wilayah perbatasan. Yakni dengan menyisihkan sebagian dana CSR atau Corporate Social Responsibility, untuk penyediaan obat – obatan maupun peralatan medis. Menurutnya, ketersediaan sarana kesehatan bagi masyarakat di Perbatasan Kalbar - Serawak Malaysia masih sangat minim, sehingga menuntut partisispasi semua pihak, terutama komunitas pengusaha yang bergerak di bidang kesehatan dan farmasi.

Hal senada juga diungkapkan, Direktur Jendral Bina Pelayanan Medik Kementrian Kesehatan Supriantoro. Sudah sewajarnya kalangan pengusaha juga memberikan perhatian serius bagi peningkatan  derajat kesehatan masyarakat, terutama yang berada di wilayah pedalaman dan terpencil. Untuk, itu, dirinya berharap, melalui momen Munas Gakeslab V tahun 2011, dihasilkan suatu komitmen dari komunitas pengusaha yang bergerak di bidang kesehatan atau farmasi dalam peningkatan kesehatan masyarakat, dengan menyisihkan sedikit keuntungan yang diperoleh bagi penyediaan fasilitas kesehatan.
Di bagian lain, Supriantoro mengakui jika, minimnya sarana kesehatan di wilayah perbatasan, telah menyebabkan sebagian masyarakat Indonesia lebih menyukai untuk berobat ke negara tetangga. Untuk itu, Pemerintah Pusat melalui Kementrian Kesehatan, memprioritaskan peningkatan sarana kesehatan kawasan perbatasan dalam program tahunan. Seperti pada tahun 2011 ini, Kementrian Kesehatan memfokuskan pembangunan fasilitas kesehatan yang representatif di perbatasan Kalimantan – Malaysia.    

0 comments:

Posting Komentar