Minggu, 11 April 2010

KEMBALIKAN KEJAYAAN TENGKAWANG DI KALBAR


Produksi buah Tengkawang, merupakan satu diantara berbagai hasil kehutanan Kalbar, yang terus menurun. Padahal di masa lalu produk unggulan lokal ini menjadi salah satu komoditas ekspor andalan, sekaligus maskot bagi daerah Kalbar. 
Menyusutnya pasokan, akibat maraknya penebangan pohon Tengkawang menjadi kayu olahan bagi kebutuhan bahan bangunan, menyebabkan peredarannya di pasaran lokal mulai terbatas. 
Untuk itu` Pemerintah perlu memicu dan memacu produktifitas buah Tengkawang, dengan menggiatkan kembali penanaman belasan jenis pohon tersebut. 
Ditemui seusai menghadiri Workshop di Dinas Kehutanan Rabu (07/04/10), Staf Ahli Menteri Kehutanan San Afri Awang mendorong Kalbar untuk meraih kembali predikat sebagai daerah penghasil buah Tengkawang terbesar dan berkualitas ekspor, mengingat tingginya permintaan di pasar internasional. 
Disamping menjadi pemasukan devisa negara, juga sebagai ciri khas kedaerahan Kalbar, seperti NTT yang identik dengan kayu Cendana maupun NTB yang bangga dengan tanaman Gaharu. 
Saat ini minyak Tengkawang dipergunakan sebagai bahan baku memproduksi bumbu masakan dan ramuan obat – obatan serta sebagai bahan pengganti lemak coklat di industri farmasi dan kosmetika. 
Buah Tengkawang yang populer disebut Green Butter juga dipergunakan dalam pembuatan lilin, sabun dan margarin serta minyak pelumas.

San Afri Awang mengatakan, menyusul menurunnya pasokan produksi buah Tengkawang asal Indonesia, kini pangsa pasar internasional dikuasai produk dari negara India. 
Padahal dari segi kualitas jauh lebih unggul dibandingkan, negara tersebut. Untuk itu` momen Kampanye Penanaman 1 Milyar Pohon Untuk Dunia yang digaungkan Pemerintah, dapat mengawali kebangkitan sektor perkayuan di Kalbar, dengan menggalakkan kembali berbagai jenis pohon unggulan lokal.

0 comments:

Posting Komentar