Jumat, 20 November 2009

TARGET PARTAI GOLKAR 2009

Merosotnya perolehan suara Partai Golkar pada Pemilu Legislatif April lalu, baik di tingkat nasional maupun di Kalbar`, merupakan suatu tamparan terhadap kemapanan partai ini di dunia politik tanah air. Dan kondisi ini terjadi` karena dipicu dinamika internal partai, yang melahirkan konflik berkepanjangan. Ditambah lagi` banyaknya agenda pilkada di sejumlah kabupaten kota, telah menyita perhatian pengurus, sehingga lupa terhadap agenda yang lebih besar, yakni pemilu legislatif dan pemilu presiden. Demikian ulasan ketua DPD Partai Golkar Kalbar Zulfadhli saat menyampaikan orasi pada Musda VIII Partai Golkar di Gedung Zamrud Katulistiwa Jum`at pagi (20/11/2009). Untuk itu` berbagai persoalan di internal partai harus segera diatasi dan membangun komsolidasi partai, mulai dari tingkat ranting dingga pi,pinan daerah. Termasuk mengaktifkan kembali sejumlah organisasi sayap partai Golkar, untuk menyampaikan program kepartaian kepada masyarakat. Kendati demikian` konsekuensi dari kegagalan partai golkar meraih suara terbanyak di Kalbar, maka dirinya tidak bersedia mencalonkan atau dicalonkan lagi dalam bursa pemilihan ketua DPD periode 2009 – 2014.
Di tempat yang sama` ketua DPD Partai Golkar Aburizal Bakri menegaskan` kekalahann Partai Golkar di daerah, bukan seratus persen kegagalan pengurus partai di DPD maupun DPC. Namun juga akibat kesalahan kebijakan dari pimpinan pusat periode sebelumnya.
Aburizal Bakrie menyebutkan berdasarkan Munsyawarah Nasional – Munas Partai Golkar di Pekanbaru September lalu, telah disepakati agenda yang harus diperjuangkan oleh seluruh kader, terutama para pengurus. Yakni target sukses pemilu di tahun 2014. Maka program pengkaderan merupakan harga mati, yang harus dilaksanakan oleh para pengurus. Munas menargrtkan di setiap desa harus ada minimal seratus kader, sehingga dari 78. 000 desa yang ada di Indonesia dapat dibina 10. 000 juta kader. Dan hal ini dapat menjadi modal bagi Partai Golkar, menyongsong agenda Pemilu Legislatif maupun Pemilu Presiden 2014 mendatang.

Kompetisi Harus Sehat
Sementara itu` Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung, menekankan para kandidat yang bertarung dalam bursa pemilihan ketua DPD, tetap menjunjung tinggi sportivitas dan menjaga soliditas partai. Akbar Tanjung mengajak seluruh kader Partai golkar merapatkan barisan, dan menggalang soliditas partai. Mengingat banyaknya agenda yang harus dilakukan partai, maka keutuhan partai merupakan syarat mutlak. Salah satu agenda penting dalam Musda Partai Golkar VIII di Pontianak, adalah pemilihan ketua Dewan Pimpinan Daerah – DPD periode 2009 – 2014. Kendati belum dimulai` namun para kandidat yang mencalonkan diri, terus menggalang dukungan melalui loby, dan membangun pencitraan di media massa. Ditemui seusai pembukaan Musda` salah seorang calon yakni Abang Tambul Hussen optimis bakal memenangkan bursa pemilihan ketua DPD. Kendati enggan menyebutkan jumlah dukungan dari DPC, namun dirinya mengklaim telah mendapatkan suara cukup untuk mengantarkan dirinya menduduki kursi ketua Partai Golkar. Bahkan jika harus melalui 2 putaran, dirinya tetap berkeyakinan bakal memenangkan kompetisi.

Persiapan Menjelang Pemilukada 5 Daerah
Di bagian lain ` Morkes Effendi mengakui figur seorang calon sangat menentukan dalam agenda pemilihan umum kepala daerah - pemilukada, khususnya di tingkat kabupaten kota. Maka` pengurus baru DPD Partai Golkar Kalimantan Barat periode 2009 – 2015, bakal lebih selektif dalam mengusung seorang figur calon, pada pemilukada serentak di 6 kabupaten yakni ; Bengkayang, Sekadau, Sintang, Melawi, Kapuas Hulu dan Ketapang. Ketika dimintai penjelasannya mengenai persiapan menyongsong pemilukada di 6 daerah tahun 2010 mendatang`, ketua DPD Partai Golkar Kalimantan Barat Morkes Effendi mengatakan`, penyaringan bakal calon dilakukan setelah pelaksanaan Musyawarah Daerah – Musda DPD tingkat 2, yang dijadwalkan Desember tahun ini. Figur yang nanti diusung dipastikan melalui penyaringan ketat, agar mampu memenangkan agenda politik tersebut. Apalagi kemenangan dalam pemilukada merupakan program kepartaian secara nasional, sebagai fondasi awal menghadapi agenda pemilihan legislatif 2014.
Morkes Effendi mengakui jika perolehan suara partai Golkar dalam pemilu legislatif, tidak dapat dijadikan indikator kemenangan pada agenda pemilukada. Sebab di sejumlah daerah yang notabene basis partai Golkar, calon yang diusung kerap mengalami kekalahan. Untuk mendapatkan figur yang terbaik dengan aksesibilitas dan kapabilitas yang dapat diterima, bukan hanya oleh konstituen namun juga masyarakat banyak. Maka Partai Golkar juga membuka kesempatan bagi figur dari luar partai, untuk masuk dalam bursa calon dan maju dalam kompetisi pemilukada.






0 comments:

Posting Komentar