Rabu, 30 September 2009

SERUAN PONTIANAK BERLANJUT KE KEPOLISIAN

Sejumlah perwakilan masyarakat adat di Kalbar` yakni ; dari kalangan masyarakat adat Dayak, masyarakat Melayu, serta keraton istana Qadriyah, kemarin siang (30/09/09) mendatangi Mapolda Kalbar. Kedatangan belasan tokoh masyarakat adat ini` untuk melaporkan terbitnya sebuah iklan layanan masyarakat di 3 media massa cetak Senin lalu. Pasalnya` iklan yang bertajuk ``Seruan Pontianak`` ini, dinilai telah menyudutkan etnis Melayu maupun Dayak, dengan mengungkit kembali kerusuhan di Sambas dan Bengkayang yang terjadi belasan tahun silam. Ditemui seusai pertemuan dengan Kapolda Kalbar, wakil ketua lembaga Adat Melayu Serantau – LAMS Kalbar Syamsu Rizal meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus yang meresahkan ini. Mengungkap motif dan tujuan terbitnya Seruan Pontianak yang dinilai provokatif, sekaligus menangkap para pelaku dan memproses sesuai hukum yang berlaku.
Di tempat yang sama` Kapolda Kalbar Brigjend (Pol) Erwin TP. Lumban Tobing mengatakan, pihaknya segera mengusut kasus yang telah meresahkan ini, yang juga dinilai mengemukakan data dan fakta yang tidak sesuai dengan realita di lapangan. Diantaranya` menyatakan penumpasan gerakan Paraku pada tahun 1967, sebagai kerusuhan antar etnis dengan korban jiwa mencapai 3 ribu orang.
Erwin TP. Lumban Tobing meminta para tokoh masyarakat adat, untuk menyikapi persoalan ini secara arif dan bijak. Jangan sampai terprovokasi dan bertindak anarkis, sehingga menggangu situsi daerah yang telah kondusif. Pihaknya akan segera memanggil 3 orang yang diduga sebagai penggagas Seruan Pontianak, untuk meminta klarifikasi sekaligus pertanggungjawaban atas terbitnya iklan layanan masyarakat` yang justru melukai 2 etnis terbesar di Kalbar. 

0 comments:

Posting Komentar