Senin, 31 Desember 2012

TIKET HILANG DI HARI BESAR KEAGAMAAN

Anggota Komisi C DPRD Kalbar, Syarif Izhar Asyurie mengutarakan keheranannya atas fenomena aneh di bandara Supadio, khususnya di momen hari raya keagamaan yang berdampak terhadap tinginya intensitas penumpang, seperti Ziarah Kubur umat Konghucu. 

"Secara tiba-tiba tiket hilang dari pasaran. Meskipun ada justru di tangan para calo dengan harga yang selangit. Kondisi ini jelas sangat merugikan masyarakat," ungkap Syarif Izhar saat Rapat Kerja Komisi C DPRD Kalbar dengan Dishub Kalbar, PT Angkasa Pura II serta sejumlah Maskapai penerbangan Selasa (06/11/12).   . 

Menurutnya, meskipun kejadian seperti ini terus berulang, namun tidak ada upaya untuk mengatasi, baik oleh maskapi penerbangan maupun pihak bandara Supadio. "Seharusnya setiap maskapai penebangan jauh - jauh hari telah mengantisipasi lonjakan penumpang pada momen tertentu seperti libur hari raya keagamaan, misalnya dengan melakukan extra flight sehingga semua keperluan tiket dapat diperoleh oleh masyarakat," tegas Izhar. 

Menyikapi hal ini, General Manager PT. Garuda Indonesia Pontianak, Donald Jerry, mengakui, pada momen hari raya keagamaan dimana intensitas penumpang begitu tinggi, harga tiket kelas ekonomi memang paling cepat habis, karena telah dibooking calon penumpang jauh – jauh hari sebelumnya. Seperti menjelang ritual Sembahyang kubur lalu, tiket Garuda untuk kelas ekonomi telah dibooking 3 bulan sebelumnya. Sehingga ketika di hari H, tinggal tiket kelas ekslusif yang dijual dengan harga relatif lebih tinggi. 

"Tetapi semuanya sesuai prosedur, baik dalam proses pemesanan maupun harga penjualan tiket," terang Donald. 

Terkait extra flight, Donald menyatakan, dari aspek bisnis sebenarnya semua maskapai penerbangan bersedia melakukan, khusus di momen hari raya keagamaan di mana pada saat itu jumlah penumpang, baik yang datang maupun keluar begitu membludak. 

"Tapi, persoalannya sekali lagi keterbatasan armada Garuda yang dapat dioperasikan di bandara Supadio. Untuk mengoperasikan pesawat berbadan besar, jelas tidak mungkin karena belum didukung dengan landasan pacu (runway) yang memadai," tandasnya. 

Batavia jual tiket lebih mahal di High Season 

Di bagian lain, Wakil Ketua Komisi C DPRD Kalbar, Ary Pudyanti mengeluhkan tingginya harga tiket yang dijual Batavia Air, khususnya di saat high season seperti liburan hari raya keagamaan, tahun baru dan ziarah kubur. Meskipun, maskapai penerbangan lain, juga menaikkan harga, tetapi selisihnya tidak terlalu jauh dengan hari – hari biasa. 

"Berbeda dengan Batavia yang mematok harga selangit, sehingga dikeluhkan masyarakat yang saat itu memang sangat membutuhkan jasa transportasi udara," tegas Ary. 

Legislator fraksi Demokrat ini mempertanyakan apakah kenaikan harga memang sengaja diberlakukan pihak Batavia, untuk menutupi kerugian karena pada hari – hari lain tiket tidak terjual habis. Pianita dari Batavia Air Pontianak, mengakui kebijakan menaikkan harga tiket di saat high season, untuk menutupi kerugian di low season. 

"High season merupakan masa ketika permintaan tiket meningkat seperti liburan hari raya keagamaan, sehingga dimanfaatkan maskapai untuk menutupi kerugian di saat low season atau saat penerbangan sepi dengan menaikkan harga tiket," jelas Pianita. 

Berbeda dengan Batavia, maka Garuda Indonesia tidak mengenal istilah low season maupun high season dalam penjualan tiket. 

"Penjualan harga tiket Garuda tetap sama sesuai dengan kelas masing – masing, baik di musim ramai penumpang atau pada hari – hari biasa," terang General Manager PT. Garuda Indonesia Pontianak, Donald Jerry.

0 comments:

Posting Komentar