Minggu, 30 Desember 2012

PETANI KALBAR KELUHKAN KELANGKAAN PUPUK

Kegiatan reses anggota Komisi IV DPR RI asal Kalbar, H. Sukiman, di Pontianak Sabtu (22/12/12) malam, kembali mendengar keluhan masyarakat petani atas terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi jenis Urea. Kelangkaan terjadi akibat terhambatnya pasokan dari PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM), yang mulai tahun 2012 mengambilalih dari PT. Pupuk Kaltim pendistribusian Urea untuk wilayah Kalbar. 

Para petani merupakan perwakilan kelompok tani yang berasal dari sejumlah Kabupaten di Kalbar antara lain dari Kubu Raya, Pontianak, Landak, Sanggau dan Melawi. 

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Pontianak, Zulfahri Solek menuturkan, kelangkaan pupuk mulai terjadi sejak akhir September, di saat petani tengah memasuki musim tanam. Untuk memenuhi kebutuhan pupuk, para petani terpaksa menggunakan pupuk NPK bersubsidi. 

Meskipun dari segi harga terjangkau, namun pemanfaatannya untuk tanaman padi tidak sebaik pupuk Urea. Sebab, pupuk tersebut sebenarnya diperuntukkan ketika tanaman padi telah memasuki musim berbuah, bukan untuk masa pertumbuhan. 

Dirinya memperkirakan kelangkaan terjadi akibat dampak pengalihan pendistribusian pupuk dari PT. Pupuk Kaltim ke PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM). Oleh karena itu, dirinya meminta agar pengelolaan pupuk dikembalikan lagi seperti semula, apalagi, 3 provinsi lain di regional Kalimantan tetap dikelola PT. Pupuk Kaltim. 

Menyikapi hal ini, Sukiman berjanji untuk membantu masalah kelangkaan pupuk yang mendera kalangan petani. Selain menyurati Kementrian terkait dan PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM), dirinya juga berupaya agar masalah ini dapat dibahas pada tingkat Komisi di DPR dengan mengundang semua pihak terkait, termasuk perwakilan petani asal Kalbar. 

Sukiman juga berjanji untuk memperjuangkan penambahan kuota Pupuk bersubsidi bagi Kalbar, melalui kelembagaan DPR RI. Apalagi informasi yang diperoleh dari kalangan petani kuota pupuk bakal menurun, dari 41 ribu ton tahun 2012 menjadi 20 ribu ton tahun 2013. Menurutnya hal ini sangat aneh dan membingungkan. Sebab, dengan kuota yang lama saja belum mampu memenuhi tingginya kebutuhan pupuk, apalagi harus dikurangi. 

Disamping itu, Pemerintah telah memprogramkan perluasan lahan sawah hingga 30.000 hektar di Kalbar. Oleh karena itu, penambahan kuota pupuk sangat penting, demi mendukung program penambahan luasan areal tanam padi melalui pencetakan persawahan baru.

0 comments:

Posting Komentar