Selasa, 29 Mei 2012

KABUPATEN PERSIAPAN ALTERNATIF TERAKHIR BANGUN PERBATASAN

Bappenas, Bappeda Kalbar dan Universitas Tanjungpura 5 tahun silam, sebenarnya telah melakukan kajian yang sangat matang tentang kawasan perbatasan. Hasil kajian tertuang dalam konsep Border Development Centre (BDA) dengan memilih 5 titik pada 5 Kabupaten perbatasan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. 

Ketika menjadi pemateri dalam Seminar Nasional tentang perbatasan di Pontianak Selasa (22/05/12), Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak, Prof. Eddy Suratman menerangkan, di dalam BDA memuat usulan pembangunan jalan pararel yang pada tahun 2012 ini telah mulai dikerjakan. Sekaligus merekomendasikan kepada Pemerintah untuk membuka areal perkebunan di sepanjang wilayah perbatasan Kalbar Indonesia – Serawak Malaysia. 

Eddy memperkirakan jika pembangunan perbatasan terealisasi seperti konsep BDP, maka pertumbuhan ekonomi Kalbar dapat meningkat 5,35 %. Lebih tinggi dibandingkan ketika negara – negara Eropa membangun perbatasannya 25 tahun silam, dimana pertumbuhan ekonomi berkisar 4 %. 

Namun, jika konsep BDC masih kandas, Eddy menawarkan alternatif lain untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di beranda negara yakni membentuk Kabupaten persiapan di sepanjang perbatasan. Kajian tersebut telah diterbitkan kedalam sebuah buku dan Gubernur Kalbar juga menyetujui untuk merekomendasikan terbentuknya Kabupaten Persiapan, antara lain di Badau, Ketungau, Jagoibabang dan Aruk. 

Karena melihat revisi UU 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka kian sulit untuk membentuk daerah otonom baru. Lain halnya dengan Kabupaten persiapan yang jauh lebih mudah, karena cukup melalui Keputusan Presiden. Jika hasil evaluasi setelah 5 tahun berjalan dinyatakan layak untuk otonom, maka Kabupaten persiapan dapat menjadi daerah otonom baru.

0 comments:

Posting Komentar