Jumat, 07 September 2012

DUKUNGAN TOKOH AGAMA TAK JAMIN KEMENANGAN KANDIDAT

Pasca penetapan secara resmi oleh KPU Kalbar, kini 4 pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalbar terus melakukan konsolidasi dan menggalang dukungan politik. Akibatnya, suhu politik kian menghangat menyusul manuver beberapa pasangan kandidat yang diblow up secara besar – besaran media massa. 
Terakhir adalah dukungan politik puluhan pendeta pada pasangan calon nomor urut 3 Morkes Effendi – Burhanuddin A. Rasyid dalam Pemilukada Kalbar 2012. 
Menurut salah seorang warga Kota Pontianak Darius Evensius Usman, munculnya dukungan dari tokoh agama, tokoh masyarakat maupun tokoh adat pada pasangan calon tertentu, tidak terlalu berpengaruh terhadap kemenangan pasangan calon bersangkutan. 
“Sebab, yang memilih adalah rakyat bukan para tokoh tersebut. Justru dalam konteks Pemilukada, kredibilitas dari masing – masing pasangan calon yang sangat menentukan keberhasilan untuk meraih suara terbanyak dalam pemungutan suara,” ujar Darius saat dimintai tanggapannya Kamis (09/08/12). 
Namun, jika melihat peluang keempat pasangan calon yang ada saat ini, ia menilai kans pasangan incumbent lebih besar untuk memenangkan Pemilukada Kalbar. 
Sebelumnya, pengamat politik dari Universitas Tanjungpura Pontianak, Gusti Suryansyah memandang keempat pasangan calon dalam Pemilukada Kalbar perlu membangun Brand Image atau Ikon khusus. “Seperti yang dilakukan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Jokowi – Ahok yang membangun Brand Image dengan Bajuk kotak-kotak, sehingga mampu meraih suara terbanyak dalam Pemilukada putaran I,” Gusti menyontohkan. 
Menurutnya, jika Brand Image ini dibangun dan sesuai dengan semangat kedaerahan maka akan menimbulkan ingatan yang sangat kuat kepada masyarakat, dimana alam bawah sadar masyarakat selalu tertuju pada pasangan calon yang menampilkan model baru dalam kampanye. 
Namun, Gusti mengingatkan, untuk Kalbar tidak hanya baju kotak-kotak yang dapat menjadi percontohan, melainkan bagaimana keempat pasangan calon dapat meluruskan Indeks Pembangunan Manusia – IPM daerah yang masih terpuruk. 
”Saat ini IPM Kalbar berada di urutan keempat terendah se Indonesia,” sebutnya. 
Hal ini membuktikan ada yang salah dalam proses pembangunan di Kalbar. Oleh karena itu, pasangan mana pun yang ingin menang, harus memiliki program yang mumpuni bukan hanya mengedepankan politik identitas.

0 comments:

Posting Komentar